Regional
Trending

Lewat Program Genting, Saefuddin Zuhri Ajak Masyarakat Jadi Orang Tua Asuh Cegah Stunting

POPNEWS.ID  – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus memperkuat upaya penurunan angka stunting melalui Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).



Program ini mendorong masyarakat terlibat aktif dalam melindungi tumbuh kembang anak-anak berisiko stunting, tidak sekadar melakukan sosialisasi.

Komitmen Pemerintah dalam Penanganan Stunting

Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri menyatakan, stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga kualitas sumber daya manusia yang menentukan masa depan pembangunan daerah.

Ia menekankan bahwa pencegahan stunting harus dilakukan secara kolektif, melibatkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lain.

Saefuddin juga mengingatkan bahwa bantuan materi harus diimbangi dengan edukasi gizi seimbang, pola asuh tepat, dan kesehatan reproduksi.

“Program Genting mendorong aksi nyata agar masyarakat memahami bahwa mencegah stunting adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.

Kepala DP2KB Samarinda, Deasy Evriyani menjelaskan bahwa Program Genting merupakan bagian dari quick wins Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga).

Program ini terintegrasi dengan berbagai kebijakan nasional dan daerah, serta melibatkan masyarakat melalui pendekatan pentahelix, yaitu kolaborasi pemerintah, masyarakat, dunia usaha, media, dan sektor swasta.

Program Genting juga bersinergi dengan inisiatif lain, seperti Dapur Sehat Atasi Stunting (Dasyat), GATI, Tamasya, dan Super App layanan keluarga, sehingga penanganan stunting lebih menyeluruh.

 Bantuan Nutrisi dan Non-Nutrisi

Berdasarkan data Pemkot Samarinda, terdapat lebih dari 290.000 keluarga berisiko stunting.

Untuk itu, Pemkot menyalurkan bantuan dalam dua skema.

Bantuan nutrisi diberikan 90 hari berturut-turut untuk bayi di bawah dua tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Tahun ini, target intervensi mencapai 1.331 keluarga, dengan total penerima manfaat 2.461 keluarga.

Kekurangan sekitar 700 keluarga akan terpenuhi hingga 2026.

Sementara itu, intervensi non-nutrisi mencakup pembangunan jamban sehat, penyediaan akses air bersih, dan perbaikan rumah tidak layak huni.

Tiga aspek ini langsung berpengaruh pada kesehatan lingkungan keluarga berisiko stunting.

Target Penurunan Stunting

Pemkot Samarinda menargetkan angka stunting turun menjadi 18 persen pada 2025 dan 14 persen pada 2030.

Saat ini, prevalensi stunting di kota ini 20,3 persen, masih di atas target 2025.

“Penanganan stunting bukan hanya soal bantuan fisik, tetapi juga edukasi dan perubahan perilaku. Dengan kolaborasi semua pihak, kita bisa memutus mata rantai stunting dan memastikan anak-anak Samarinda tumbuh dengan gizi normal,” pungkasnya. (*)

Show More
Back to top button