POPNEWS.ID - Kubu Prabowo-Gibran menunjuk Yusril Ihza Mahendra sebagai komandan tim hukum mereka.
Yusril bertugas menghadapi gugatan sengketa Pilpres 2024 yang berpotensi dilayangkan kubu Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin di Mahkamah Konstitusi.
Sosok yang merupakan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu juga menjadi Ketua Kuasa Hukum Joko Widodo atau Jokowi atau Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 lalu.
Sebelumnya, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran sedang menyiapkan Surat Keputusan Pembentukan Tim Pembelaan khusus untuk sidang di MK, khususnya mengenai perselisihan hasil pemilihan umum atau PHPU.
Tim yang dikomandoi Yusril itu terdiri atas 14 orang advokat.
Mereka terdiri atas berbagai regu, yaitu penasihat, pengarah, dan tim pembela.
“Tim pembela kemungkinan besar akan terdiri 14 advokat yang telah ada yang saya pimpin.
Tetapi bisa juga ditambah dengan para advokat yang diajukan oleh partai-partai Koalisi Indonesia Maju.
Tim ini insya Allah tetap akan saya pimpin,” ujar Yusril seperti dikutip dalam keterangan tertulis pada Senin, 19 Februari 2024.
Profil Yusril Ihza Mahendra
Yusril Ihza Mahendra dilahirkan di Lalang, Manggar, Belitung Timur, Bangka Belitung pada 5 Februari 1956.
Yusril merupakan putra pasangan Idris Haji Zainal Abidin, penulis naskah dan novel, dan Nursiha Sandon.
Keluarga dari pihak ayahnya berasal dari Johor, Malaysia.
Kakek buyutnya, Haji Thaib, ialah bangsawan Kesultanan Johor.
Keluarga ayah Yusril telah menetap di Belitung sejak awal abad ke-19.
Sedangkan ibunya berasal dari Aie Tabik, Payakumbuh, Sumatra Barat.
Pada abad ke-19, neneknya pergi merantau dari Minangkabau dan menetap di Belitung.
Kakek Yusril pihak ibu merupakan sutradara teater tradisional.
Yusril meneruskan tradisi cendekiawan Melayu yang menekuni ilmu falsafah, hukum, dan kesenian.
Ia merampungkan pendidikan sarjana hukumnya di Fakultas Hukum dan ilmu filsafat di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya di Universitas Indonesia (UI).
Gelar Master didapat dari University of the Punjab, Pakistan (1985), dan gelar Doktor Ilmu Politik di Universitas Sains Malaysia (1993).
Yusril memulai kariernya sebagai pengajar di UI pada mata kuliah Hukum Tata Negara, Teori Ilmu Hukum, dan Filsafat Hukum hingga memperoleh titel Guru Besar Ilmu Hukum.
Selain mengajar, ia aktif dan menjadi pengurus beberapa organisasi, seperti Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Yusril menjadi bagian dari pemerintahan ketika diangkat oleh Presiden Soeharto sebagai penulis pidato presiden pada 1996.
Hingga 1998, ia telah menulis pidato untuk presiden sebanyak 204 buah.