IMG-LOGO
Home National Gatot Nurmantyo Murka, Bela Kehormatan Purnawirawan Usai Pernyataan Kontroversial Hercules
national | umum

Gatot Nurmantyo Murka, Bela Kehormatan Purnawirawan Usai Pernyataan Kontroversial Hercules

oleh VNS - 30 April 2025 22:42 WITA

Gatot Nurmantyo Murka, Bela Kehormatan Purnawirawan Usai Pernyataan Kontroversial Hercules

 POPNEWS.ID -  Ketegangan memuncak di ruang publik ketika Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyatakan kemarahannya terhadap Ketua Umum G...

IMG
KOLASE - Mantan Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo ( Kiri) dan Ketu GRIB Jaya, Hercules (Kanan). foto: Istimewa

 POPNEWS.ID -  Ketegangan memuncak di ruang publik ketika Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyatakan kemarahannya terhadap Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rozario Marshal. Pernyataan Hercules yang menyebut Presiden Prabowo "bau tanah" dan menyinggung purnawirawan TNI memicu reaksi keras.


Bagi Gatot, ini bukan sekadar perbedaan pendapat, ini soal harga diri dan kehormatan mereka yang telah mengabdi dalam sunyi dan darah demi Indonesia. Dalam unggahan yang tersebar luas di media sosial, Gatot Nurmantyo mengungkapkan kekecewaan sekaligus kemarahan kepada Hercules.


Ia menilai, sebagai tokoh ormas, Hercules telah melampaui batas dalam berbicara, terutama saat menyentuh sosok-sosok senior militer dan Presiden terpilih, Prabowo Subianto.


“Ingat kau dulu siapa, kok sekarang ngomong seenaknya. Tidak sopan. Sudah jadi raja kau?” ujar Gatot, dikutip dari akun Facebook @Buni Yani Pejuang Keadilan, Rabu (30/4/2025).


Bukan hanya Prabowo, Gatot menyatakan dirinya pun turut dihina oleh sikap Hercules.


Ia menegaskan, seluruh purnawirawan TNI adalah sosok yang telah membayar mahal demi tegaknya NKRI, dan tidak bisa diremehkan begitu saja.


“Pak Sutiyoso itu purnawirawan bintang tiga, saya di Timor-Timur berdarah-darah. Kita bukan hanya sekadar mantan tentara, kita pejuang,” tegasnya.


Gatot menyoroti bagaimana Hercules menyiratkan bahwa kepala daerah yang akan datang harus punya kedekatan dengan GRIB. Menurutnya, ini adalah pelecehan terhadap prinsip demokrasi.


“Kepala daerah itu dipilih rakyat, bukan dipilih ormas. Kalau GRIB merasa menentukan arah politik daerah, itu pembajakan terhadap suara rakyat,” katanya. (Redaksi)

Berita terkait