Wali Kota Samarinda, Andi Harun, turun langsung memimpin aksi bersih sungai bertajuk “Gerakan Perahu Ketinting Pungut Sampah Sungai Karang Mumus dan A...
POPNEWS.ID, SAMARINDA - Wali Kota Samarinda, Andi Harun, turun langsung memimpin aksi bersih sungai bertajuk “Gerakan Perahu Ketinting Pungut Sampah Sungai Karang Mumus dan Apel Bersama” pada Sabtu (31/5/2025).
Kegiatan ini menyisir aliran sungai dari kawasan Jalan Tongkol hingga ke muara dengan melibatkan ratusan warga.
Dalam pernyataannya, Andi Harun menekankan pentingnya menanamkan budaya peduli lingkungan melalui aksi nyata.
Ia menyebut kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, tapi gerakan kolektif untuk membangun kesadaran menjaga sungai sebagai bagian vital dari ekosistem kota.
“Kita ingin kegiatan ini jadi cara untuk mengajak masyarakat bukan hanya pungut sampah tapi juga mengedukasi agar masyarakat sadar dan mau terlibat menjaga lingkungan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa sampah yang menumpuk di parit dan saluran air merupakan salah satu penyebab utama banjir yang kerap melanda Kota Tepian.
Oleh karena itu, perubahan perilaku membuang sampah harus dimulai dari level individu.
“Kalau parit tersumbat, dampaknya bukan cuma ke satu orang. Budaya buang sampah sembarangan harus kita ubah,” ujarnya.
Namun demikian, Andi juga mengingatkan bahwa persoalan banjir tak bisa diselesaikan hanya dengan bersih-bersih.
Ia menyinggung pentingnya kebijakan yang berpihak pada kelestarian lingkungan, termasuk pengendalian tambang dan pengupasan lahan yang menyebabkan sedimentasi.
“Banjir ini soal sistemik. Harus dilihat dari hulu ke hilir. Tambang, penggundulan, semua harus dikendalikan,” jelasnya.
Menanggapi kritik publik yang kerap bermunculan di media sosial soal penanganan banjir, Andi justru mengajak warga untuk aktif memberi solusi, bukan hanya komentar.
“Kritik bagus, tapi akan lebih baik kalau disertai ide atau ajakan diskusi. Pemerintah butuh banyak perspektif untuk cari solusi,” katanya.
Andi Harun berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi pemicu perubahan budaya secara berkelanjutan, bukan hanya seremoni belaka.
“Lebih baik ambil satu sampah di sungai daripada hanya ribut di media sosial. Perubahan datang dari aksi nyata,” pungkasnya.
Gerakan bersih sungai ini melibatkan sekitar 200 peserta dan 25 perahu milik nelayan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Endang Liansyah, mengatakan bahwa volume sampah plastik mulai menurun, namun kini sampah kayu dan ranting mendominasi.
“Total hari ini kami kumpulkan sekitar 12 kubik sampah. Sosialisasi masih terus dilakukan hingga akhir tahun,” ujarnya. (adv)