Menurutnya, Gibran dianggap sebagai perekat dari koalisi agar tak pecah.
"Dan itu bisa dicek. Itu pintar-pintarnya Pak Prabowo saja.
Termasuk saya, saya sampaikan adalah keinginan Mas Gibran untuk menjadi cawapres itu bukan ingin pribadinya, bukan keinginan orang tuanya, atau orang-orang dekatnya, apalagi ibunya, mohon maaf dengan segala hormat," lanjut Bahlil.
"Makanya tidak ada satu partai koalisi pun yang menolak Mas Gibran, bahkan mereka meminta untuk Mas Gibran sebagai wapres perekat dari perbedaan pemikiran dari partai koalisi itu.
Dan hasilnya, dari orang underestimate, katanya masih muda, baru wali kota dua tahun, coba lihat.
Orang bingung kan semua, tampilan dia kemarin (di debat)," pungkasnya. (*)