Pep ketika menangani Munchen pernah dua kali bertemu Barcelona-nya Luis Enrique. Sedangkan ketika menangani City, dua kali Pep bertemu Barcelona-nya Enrique.
Berbeda dengan pertemanan Xavi dengan Pep maupun Enrique.
Maklum, Xavi adalah junior mereka. Xavi yang masih unyu-unyu itu, bahkan masih menjadi ban serep Pep dan Enrique di lini tengah Barca.
Meski masih bau kencur, namun Xavi berani untuk sesekali berkomunikasi dengan Pep dan Enrique.
Mereka sering bertemu ngobrolin soal taktik yang diterapkan pelatih, atau sekadar bicara tentang filosofi Johan Cruyff.
Pertemanan Xavi dengan Pep dan Enrique masih berlanjut ketika kedua seniornya itu menjadi pelatih Barca.
Xavi tetap belajar dari kedua sosok seniornya itu. Ketika menjadi pemain Barca, Xavi banyak berprestasi ketika dilatih Pep maupun Enrique.
Lalu bagaimana dengan Arteta? Arteta pernah bercerita tentang kisahnya di Barcelona. Ia sangat terkesan ketika debut di skuad senior Barca pada tahun 1999.
Karena waktu itu, Arteta menggantikan idolanya, yakni Pep Guardiola di laga melawan Hertha Berlin.
Momen tersebut tak akan terlupa dalam ingatan Arteta. Penampilannya saat itu pun juga dipuji langsung idolanya, Pep Guardiola.
Sayang, karier Arteta di Barcelona berbeda dengan Enrique, Pep, dan Xavi. Arteta ini justru jadi pemain yang tak punya karier panjang di tim senior Barca.
Arteta lebih banyak bermain di Barca B. Ia kesusahan merangsek ke tim utama Barca karena di situ masih ada Xavi dan Iniesta yang lebih dulu bersinar sebagai produk La Masia.
Arteta pun harus rela dipinjamkan ke PSG, dan kemudian lebih memilih berkarier di Skotlandia bersama Rangers.
Ketika Arteta mulai mendalami ilmu kepelatihan, ia kembali bertemu idolanya, Pep Guardiola. Beruntung, Arteta ditarik pelatih plontos itu sebagai asistennya di Manchester City.
Setelah banyak belajar menjadi asisten Pep, Arteta memberanikan diri menjadi pelatih ketika ditunjuk Arsenal.
Dari situlah Arteta memulai perjuangannya menjadi pelatih utama. Alhasil, ia pun bisa bentrok langsung dengan mantan majikannya itu di Liga Inggris. Arteta pun bangga dapat bersaing langsung dengan Pep.
Sejak 2019, Arteta perlahan bisa membawa Meriam London terus membaik secara performa.
Arsenal musim lalu sudah diantarkannya menjadi runner up Liga Inggris, sekaligus diantarkannya kembali ke Liga Champions.