Kamis, 16 Mei 2024

Kabar Trending

Kini Berjaya Lagi, Kisah Jatuh Bangun Salim Group, Identik dengan Soeharto dan Jadi Korban Kerusuhan Rasial 98

Rabu, 24 Januari 2024 17:11

Salim Group

Mereka membakar furnitur, mencopot lukisan dan mengobrak-abrik kamar. 

Bahkan mereka mencoret-coret rumah dengan kata-kata tidak pantas," tutur Anthony kepada Richard Borsuk dan Nancy Chng.

Setelah beberapa menit melakukan itu, asap hitam dengan cepat membumbung tinggi dari kediaman Salim. 

Di jalanan, foto Salim dilempari batu dan dibakar oleh massa yang marah. (Kompas, 15 Mei 1998).

Melihat situasi Jakarta yang sangat parah, Anthony langsung berpikir untuk pergi meninggalkan kantornya. 

Dia takut kalau kantornya bakal bernasib sama seperti rumahnya. 

Dia lantas pergi ke Bandara Halim untuk menuju Singapura memakai pesawat jet pribadi. 

Dari sanalah, Anthony memantau perkembangan bisnisnya setelah masa-masa sulit itu.

Setelah kerusuhan mereda dan Soeharto akhirnya lengser, BCA mengalami kerugian paling parah. 

Tercatat ada 122 cabang rusak yang terdiri dari 17 kantor terbakar habis, 26 cabang dirusak dan dijarah, dan 75 cabang rusak tetapi tidak dijarah. 

Lalu, ada 150 ATM yang dirusak dan diambil uang tunainya hingga menelan kerugian Rp 3 miliar.

Selain BCA, Indofood juga mendapat serangan. Pabriknya di Solo dijarah dan dibakar hingga menelan kerugian Rp 42 miliar. 

Pusat distribusinya di Tangerang juga hancur dijarah massa. Hanya Indocement yang masih bisa bertahan.

Meski begitu, pukulan telak terjadi di kerajaan bisnis sektor perbankan. 

Seminggu setelah Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, BCA diambil alih oleh pemerintah karena kondisi keuangannya semakin berdarah-darah tak tertolong. 

Pemerintah lewat Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) resmi menjadikan BCA sebagai BTO (Bank Taken Over). 

Pengambilalihan ini bertujuan untuk menolong BCA agar tidak jatuh terlalu dalam.

Sejak itulah, BCA tidak lagi menjadi milik keluarga Salim. 

Richard Borsuk dan Nancy Chng menyebut untuk menghidupi kembali mesin-mesin kekayaannya, Salim hanya mengandalkan Indofood.

Kini, 25 tahun setelah kejadian memilukan itu, bisnis keluarga Salim mulai berjaya. 

Bisnisnya pun tidak hanya Indofood, tetapi juga merambah sektor migas, konstruksi, dan perbankan. (*)

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment