Kenapa sih cosplaynya tidak Gatot Kaca atau Dewi Sri,” ujar Damayanti, Sabtu (1/6/2024).
Meski mendukung penggunaan baju adat tersebut, dia juga tak menafikkan masih ada orangtua yang kesulitan secara finansial.
Dengan problem tersebut tentu akan timbul persoalan baru lagi mengingat menggunakan seragam atau baju adat membutuhkan biaya sewa atau bahkan membeli dengan harga tidak murah.
“Sebetulnya lagi-lagi ini kembali ke masing-masing sekolah. Tidak bisa serta merta, harus langsung atau diwajibkan, bertahap saja, dengan begitu problem yang ada bisa diselesaikan,” paparnya.
Damayanti menolak jika penggunaannya diwajibkan setiap hari, apalagi ada banyak cara yang bisa dilakukan, tergantung kreativitas dari orangtua da murid tersebut dalam menyiasatinya.
“Mungkin sebulan sekali atau seminggu sekali saja. Kalau dibilang memberatkan, iya memang, tapi kembali balik harus dilihat mana yang perioritas dan tidak,” tegas politisi PKB ini. (*)