POPNEWS,.ID - Usai kelangkaan minyak goreng, Indonesia kini kembali mengalami kelangkaan komoditas lainnya.
Kali ini yang langka adalah solar bersubsidi.
Tak heran, antrean truk untuk mendapatkan BBM solar bersubsidi terlihat terjadi di semua SPBU.
Di Balikpapan, ratusan sopir truk bahkan berunjukrasa meminta kelangkaan solar subsidi segera di atasi.
PT Pertamina (Persero) saat ini harus menanggung selisih harga jual solar bersubsidi sebesar Rp 7.800 per liter.
Penyebabnya, anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya mengalolasikan subsidi Rp 500 per liter.
Harga jual solar bersubsidi dijual Rp 5.150 per liter, sedangkan harga solar nonsubsidi Dexlite sebesar Rp 12.950 per liter.
Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute mengatakan, jika subsidi basisnya UU APBN, maka pemberian kompensasi juga perlu berbasis regulasi.
“Seharusnya ada payung hukumnya,” kata Komaidi, di Jakarta, Selasa (30/3/2022) melalui keterangannya.
Menurut Komaidi, saat ini yang paling utama adalah masalah kelangkaan solar harus tertangani dulu.
Untuk itu, dia menyarankan agar kuota solar bersubsidi harus ditambah.
“Risiko penambahan kuota sudah jelas, yaitu perlu tambahan subsidi,” kata dia.