Komaidi menilai kelangkaan solar bersubsidi yang berlarut-larut tidak baik untuk stabilitas ekonomi dan sosial masyarakat.
Menurutnya, efeknya bisa tidak terduga dan tidak terkendali.
“Dampaknya bisa meluas dan tidak terkendali. Saya kira penting ini menjadi perhatian,” tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meminta kepada pemerintah segera melakukan langkah strategis untuk mengatur barang subsidi.
Hal ini merupakan persoalan penting karena harga BBM yang dijual Pertamina masih jauh di bawah harga keekonomian.
"Yang disubsidi pemerintah itu fiks hanya Rp 500 per liter.
Sisanya dibayarkan melalui kompensasi yang penuh ketidakpastian.
Pertamina mengeluarkan uang dulu, ini berpengaruh ke cashflow perusahaan," ujar Nicke, dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR RI, Selasa (29/3/2022).
Menurut Nicke, ketika konsumen menemukan perbedaan harga antara BBM subsidi dengan BBM nonsubsidi yang besar, maka tidak bisa dimungkiri pergeseran atau shifting konsumsi ke produk bersubsidi akan terjadi sehingga pada akhirnya bakal membebani APBN.
"Tapi kan hari ini subsidinya tidak tepat sasaran.
Makanya, hari ini jadi masalah. Solusi permanennya, sebaiknya memang subsidi langsung.
Sehingga tepat sasaran," kata dia.