Jumat, 20 September 2024

Berita Nasional Hari Ini

TKN Prabowo-Gibran Respon Isu Terbentuknya Koalisi Mencegah Pilpres 2024 Berjalan 1 Putaran

Sabtu, 6 Januari 2024 16:47

|POTRET - Joget "gemoy" secara berulang yang dilakukan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto, mendapat kritik dari Pakar psikologi forensik Reza Indrari Amriel. / Foto: Istimewa

Ia mengatakan kehadiran Gibran di kontestasi politik mewakili anak muda Indonesia. 

Pihaknya masih meyakini jika pasangan calon nomor urut 2 menang satu putaran.

"Bagi kami mendesak bahwa representasi anak muda di Pak Prabowo, Mas Gibran ini, dengan kehadiran mas Gibran itu kita pengen ini akan menjadi game changer ya," tutur Arief.

"Kita ingin agar suara pemilih muda yang hari ini masih banyak swing, itu akan tumpah ruah ke Pak Prabowo-Mas Gibran karena target kita itu pengin satu putaran. 

Jadi target satu putaran ini yang terus membuat kita kreatif dalam karya maupun dalam kerja lapangan," pungkasnya.

PDIP Curiga Ada Penggiringan Opini

DPP PDI Perjuangan menyebut adanya upaya penggiringan terhadap lembaga survei untuk menarasikan potensi terjadi Pilpres 2024 hanya satu putaran. 

Hal ini disampaikan oleh politikus senior PDIP Aria Bima. 

Dia mengaku mendengar informasi dugaan pengkondisian tersebut dari kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin). 

Dia sendiri mengakui, sebagai Wakil Ketua Komisi VI DPR RI sering berdiskusi mengenai Pilpres dengan rekan-rekan dari kubu Amin baik NasDem, PKB, dan PKS.

"Saya dengan teman-teman Komisi VI dari nomor urut 1, memang melihat ada satu desain untuk menggiring opini satu putaran. 

Jadi kami melihat ada lembaga survei yang diharapkan hasil-hasil itu satu putaran, kata Aria Bima dalam konferensi pers awal tahun 2024 di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2024).

"Kami cermati betul antarlembaga survei sendiri harusnya dipertemukan untuk menguji dan meneliti juga didalam mengambil respondennya seperti apa, kenapa misalnya untuk swing voters itu masih ada juga yang terlalu tinggi. 

Kenapa justru paslon yang disuruh komentar, harusnya media mempertemukan antar lembaga survei, untuk menguji teknologi secara akademis," sambungnya. 

Dia memandang ada pembentukan yang sangat jelas terkait opini satu putaran lewat lembaga survei. 

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment