Jumat, 20 September 2024

Berita Internasional Terkini

Penangkapan Kera Secara Brutal Disorot Media Asing, Disebut Kejadian di Indonesia

Sabtu, 29 Januari 2022 17:4

Penangkapan kera secara brutal yang menjadi sorotan media internasional (Foto: capture Instagram)

"Penanganan dan perlakuan monyet seperti yang terlihat dalam rekaman video itu brutal dan tidak manusiawi, dan jelas melanggar pedoman kesejahteraan hewan internasional. Kekejaman seperti itu-pemukulan dan pembunuhan pejantan alfa, memindahkan bayi dari induknya, menyeret monyet dengan ekornya yang tidak dapat memegang dan menarik kaki depan dengan paksa ke belakang sehingga dislokasi dan patah tulang dapat terjadi – tidak boleh ditoleransi," ujar Nedim C Buyukmihci.

Nedim C Buyukmihci juga sampaikan bahwa cara menjebak kera tidak harus menjebak monyet liar.

"Saya mendesak praktisi kesejahteraan hewan lainnya untuk menentang keras otoritas Indonesia dan badan internasional," kata Nedim C Buyukmihci.

Monyet yang diekspor dari Indonesia sebagian besar ditujukan untuk laboratorium di Amerika Serikat dan China.

Data ekspor yang disampaikan Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2020, Indonesia mengekspor 2.793 ekor kera ekor panjang ke China dan 120 ekor ke Amerika Serikat.

Angka ekspor untuk tahun 2021 diperkirakan akan jauh lebih besar dan termasuk kera tangkapan liar.

Kera ekor panjang adalah spesies primata non-manusia utama yang digunakan dalam uji toksisitas regulasi, yang merupakan area di mana sebagian besar primata non-manusia digunakan.

Pengujian toksisitas (atau keracunan) dilakukan untuk menilai reaksi merugikan terhadap obat (atau bahan kimia) dan biasanya melibatkan penderitaan dan kematian yang substansial.

Alasan yang biasanya diberikan oleh pihak berwenang atas penangkapan monyet tersebut adalah karena hewan tersebut berkonflik dengan warga dan petani di masyarakat setempat.

Ekspansi dan perambahan yang terus meningkat ke habitat satwa liar secara tragis mengarah pada interaksi negatif yang berpotensi dapat dihindari antara kera dan manusia.

Daripada membiarkan kera terperangkap dan diekspor untuk penelitian atau dibunuh, Action for Primates mendesak pihak berwenang untuk mengatasi masalah yang menyebabkan konflik ini, seperti penggundulan hutan dan pembuangan sisa makanan yang menyebabkan monyet tertarik ke pemukiman manusia.

Diketahui bahwa menjebak monyet tidak menyelesaikan dugaan 'konflik', terutama karena hal ini menyebabkan peningkatan reproduksi. (Redaksi)

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment