Novan menjelaskan bahwa pelaksanaan program ini sepenuhnya dikelola oleh pusat, sementara pemerintah daerah hanya berperan dalam menentukan sekolah-sekolah penerima manfaat.
“Saat ini baru SDN 004 yang menerima pembagian makanan, sementara sekolah lain masih menunggu. Dapurnya pun masih terbatas, hanya tiga lokasi, dua di Samarinda Ulu dan satu di Samarinda Utara,” ungkapnya.
Menurut Novan, program MBG masih membutuhkan banyak evaluasi untuk memastikan manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh semua sekolah yang membutuhkan.
Hingga saat ini, ia belum memberikan komentar lebih lanjut mengenai kebijakan yang diambil oleh pelaksana program di tingkat pusat.
“Kita berharap pelaksanaan program ini terus dievaluasi dan diperbaiki, sehingga seluruh anak di Samarinda bisa merasakan manfaatnya secara maksimal,” pungkas Novan.
Dengan transparansi dan evaluasi yang menyeluruh, program MBG diharapkan dapat berjalan lebih optimal, memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, dan mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Samarinda. (adv)