DarkTracer juga ungkapkan sumber mereka mendapatkan informasi yang diretas itu dalam sebuah bagan.
Hal ini membuktikan serangan siber yang terus meningkat dari hari ke hari dan membongkar individu maupun institusi.
Laporan itu juga menunjukkan kelebihan informasi yang dicuri, terutama di Turki.
Dalam laporan yang diterbitkan oleh DarkTracer, dua dari 10 situs web dengan informasi paling banyak dicuri berasal dari Turki.
Sementara 10 besar situs pemerintah Turki, Indonesia dan Brasil, dua situs di Turki menempati urutan ketiga dan keempat dari daftar.
Banyak situs resmi dimasukkan dalam daftar lainnya.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa data ini ditangkap bukan karena dibuka atau diretas di E-Government, tetapi karena virus yang menginfeksi komputer.
Tempat informasi login paling banyak dicuri adalah e-Government.
Adapun perangkat lunak RedLine Stealer memastikan bahwa sebanyak mungkin informasi tentang korban dikumpulkan setelah komputer korban terinfeksi.