Pada saat itu, pemerintah Prancis menawari bantuan kepada pemerintah Mesir untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun.
Bucaille lah yang menjadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian.
Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan. Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam.
Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.
Namun penemuan yang dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan:
Bagaimana jasad tersebut bisa terjaga dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain (tengkorak bala tentara Firaun), padahal telah dikeluarkan dari laut?
Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan muslim tersebut seraya membuka Al-Quran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya:
“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami,” (QS Yunus: 92).
Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan, “Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Al-Quran ini.” (*)