Ia menyoroti sistem abjad yang digunakan untuk absensi pemilih dan mengusulkan pengurutan daftar pemilih berdasarkan Kartu Keluarga (KK), agar anggota keluarga bisa mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang sama.
“Tidak efisien jika anggota keluarga harus terpisah ke TPS yang berbeda hanya karena sistem abjad,” tuturnya.
Joha mengekspresikan harapannya agar isu yang muncul selama pemilihan umum dapat diatasi menjelang Pilkada mendatang.
“Kita berharap bahwa Pilkada yang akan datang dapat menjadi momen untuk memperbaiki isu-isu yang ada,” pungkasnya. (*)