Latihan ketat bukan hal umum bagi Gibran. Karena sejak usia 8 tahun, remaja yang memilih posisi sebagai penjaga gawang itu mendapat dukungan penuh dari orang tuanya. Bahkan untuk memaksimalkan bakat sang anak, Gibran pun diikutkan ke Sekolah Sepak Bola (SSB) Friend Samarinda.
Hingga Gibran beranjak remaja dan masuk di SMP Negeri 22 Samarinda. Hanya berselang 6 bulan, pendidikan formal dan pengembangan bakat Gibran kemudian ditempa di Aji Santoso International Football Academy (ASIFA), Malang, Jatim.
“Waktu (Gibran) SMP, kami masukan di sekolah ASIFA (Malang). Di sana itu juga ada sekolah bolanya. Jadi dia bisa fokus. Sekolahnya jalan, sepak bolanya juga jalan,” ucap Is Wahyudi, ayah Gibran.
Selama di ASIFA, Iis (sapaan karib Is Wahyudi) menyebut kalau perkembangan bakat anak semakin terasah. Karena selama di Kota Malang, Gibran rutin mengikuti sejumlah komptesi bola dari berbagai tingkatan.
“Kemarin itu sempat jadi runner-up di Piala Soeratin zona Malang tahun 2021,” tuturnya.
Karir sepak bola Gibran kembali mendapat prestasi setelah lulus dari sekolah ASIFA Malang. Gibran selanjutnya kembali mengikuti kompetisi Badan Liga Sepak Bola Pelajar Indonesia (BLiSPI) di Kabupaten Gresik, Jatim.
Meski tak meraih juara, pada kompetisi itu Gibran bersama teman-temannya mampu membawa nama Kaltim hingga ke putaran 16 besar.
“Pas SMK balik ke sini (Samarinda). Gabung ke Akademi RMK Utama, terus ikut kompetisi lagi. Bersama RMK Utama, dia (Gibran) Juara 1 Liga Top Skor se-Kaltim,” ucap Iis lagi.
Sukses memboyong juara 1 Liga Top Skor se-Kaltim bersama Akademi RMK Utama, kini karir sepak bola Gibran kembali moncer setelah lolos dua tahap seleksi dari EPA U-16 RANS Nusantara. Hal tersebut tentu membuat Iis dan istri begitu bahagia dan bangga atas rahian prestasi anaknya.