Nuh kemudian melanjutkan untuk membangun kapalnya di mana dia menyimpan anggota keluarganya bersama dengan semua hewan dan burung.
Saat ini, seperti dikutip dari Daily Sabah, daerah ini rawan bahaya karena terancam tanah longsor dan ceruk raksasa telah terbentuk di dekatnya.
Atas pertimbangan ini pula, dibentuklah "Tim Riset Gunung Ağrı dan Bahtera Nuh lewat kerja sama antara AIÇU dan ITU untuk penelitian ilmiah yang akan dilakukan di reruntuhan tersebut.
"Gunung Ararat adalah gunung yang terkenal di dunia berkat fitur geologis dan geomorfologisnya, serta menurut keyakinan bahwa itu adalah rumah bagi Bahtera Nuh," kata Wakil Rektor AIÇU Faruk Kaya.
"Universitas kami telah mengerjakan bidang ini sejak tahun 2003.
Tahun ini, kami ingin bekerja sama dengan ITU untuk melakukan studi yang lebih detail," sebutnya.
Ia menambahkan, ITU adalah salah satu universitas yang paling lengkap dalam hal ini.
Mereka kemudian membentuk kelompok kerja akademisi dari universitas dan memeriksa struktur alam antara desa Telçeker dan Üzengili, yaitu formasi yang menyerupai siluet Bahtera Nuh.
"Sebagian sampel sedang diproses. Kami akan menentukan peta jalan kami berdasarkan hasil ini. Kami memiliki instruktur ahli yang diperlengkapi secara khusus dan kompeten dalam penelitian geofisika, kimia, dan arkeologi," ujarnya.
Kaya pun memberi catatan, Bahtera Nuh membangkitkan minat global akan penelitian ini.