Jumat, 20 September 2024

Berita Nasional Hari Ini

Uji Data Anies Baswedan Saat Debat Capres Perdana di Pilpres 2024, Mulai Alat Ukur Udara Hingga Jumlah Kendaraan

Minggu, 17 Desember 2023 18:57

Anies Baswedan saat debat capres pertama KPU RI, Selasa (12/12/2023).

POPNEWS.ID - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan tampil meyakinkan saat debat capres perdana, 12 Desember lalu.

Anies melengkapi tiap argumentasinya di debat capres Pilpres 2024, dengan data.

Namun, benarkah data-data yang disampaikan Anies Baswedan?

Atau malah justru keliru.

Lampung Tak Punya Alat Ukur Polusi

Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan, dalam debat perdana Pilpres 2024, menyebutkan Provinsi Lampung tidak bisa mendeteksi polusi udara lantaran tidak memiliki alat pemantau udara. 

Klaim tersebut dikeluarkan Anies, saat menjawab pertanyaan calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto soal polusi udara di DKI Jakarta, ketika sesi debat di KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).

"Ketika anginnya bergerak ke arah Lampung, ke arah Sumatera, ke arah Laut Jawa, di sana tidak ada monitor, maka tidak muncul [polusi]," katanya. 

Lampung sudah mempunyai stasiun pemantau kualitas udara ambien (SPKUA) di Bandar Lampung, termasuk di 37 lokasi kabupaten kota lainnya. 

Data tersebut dapat dicek dalam laporan Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara KLHK Kinerja Tahun 2022, yang disematkan di sini. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung Emilia Kusumawati menjelaskan bahwa instansinya telah memiliki alat untuk mengukur indeks kualitas udara.

Alat ini dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya polusi udara.

Data Jumlah Gereja

Anies Baswedan mengeklaim bahwa dirinya menuntaskan masalah perizinan rumah ibadah ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. 

Hal tersebut disampaikan Anies dalam debat perdana calon presiden Pemilu 2024 yang digelar pada Selasa (12/12/2023) di Gedung KPU, Jakarta. 

"Pak Prabowo perlu kami sampaikan bahwa ketika kami bertugas di Jakarta, maka ada begitu banyak izin-izin gereja yang mandek 30 tahun, 40 tahun dan tuntas dibereskan. 

Antreannya amat panjang yang tidak pernah selesai," kata Anies. 

Dia melanjutkan, banyak kelompok agama seperti Buddha dan Hindu yang mengalami kesulitan mendirikan rumah ibadah, tetapi dituntaskan.

Data jumlah gereja Jika melihat jumlah gereja berdasarkan data, Kompas.com mengacu pada situs Badan Pusat Statistik, yang merangkumnya dalam publikasi 

"Provinsi DKI Jakarta dalam Angka" periode 2017-2022.  

Publikasi mengenai jumlah gereja mengacu pada data Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta dan Badan Pusat Statistik. 

Menilik data tersebut, jumlah gereja yang ada di Jakarta ada 1.098 untuk agama Kristen dan 45 gereja Katolik pada 2017, tahun saat Anies menjabat. 

Adapun pada 2018, data BPS memperlihatkan bahwa jumlah gereja Kristen naik pesat hingga mencapai 2.742. 

Sedangkan pada tahun itu ada 45 gereja Katolik. 

Kemudian pada 2019 ada penurunan sangat pesat, yaitu ada 1.098 gereja Kristen dan 44 gereja Katolik. Akan tetapi, tidak ada penjelasan mengapa terjadi penurunan jumlah yang sangat pesat dari 2018 ke 2019. 

Data pada 2020 memperlihatkan, ada 1.094 gereja Kristen dan 45 gereja Katolik. 

Jumlah ini kemudian naik pada dua tahun berikutnya. 

Pada 2021, ada 1.098 gereja Kristen dan 47 gereja Katolik. Sedangkan pada 2022, tercatat ada 1.293 gereja Kristen dan 47 gereja Katolik.

Jumlah Kendaraan di Jakarta

Anies Baswedan mengatakan bahwa jumlah kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan raya punya angka yang sama setiap harinya.

Namun meski jumlah kendaraan bermotor itu sama, tapi polusi udara kadangkala menunjukan indeks sangat tercemar, dan kadangkala juga menunjukkan parameter udara sehat.

Padahal kata Anies, jika menilik logika maka semestinya jumlah kendaraan yang sama setiap harinya melintas di jalan-jalan ibu kota, semestinya selaras dengan indeks kualitas udara yang juga sama setiap harinya.

Hal ini disampaikan Anies dalam debat Pilpres 2024 antar capres di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).

"Jadi ketika ditunjukkan ya memang ada sumber polutan dari dalam kota. 

Tapi kalau sumber polutan itu hanya dari dalam kota maka Pak, pakai logika sederhana sekali. 

Jumlah motor dari hari ke hari sama, jumlah mobil dari hari ke hari sama. Harusnya angka polusinya selalu sama tiap waktu. 

Betul tidak? Tapi jumlah motor sama, jumlah mobil sama, ada waktu sangat polusi. Ada sisi sangat tidak polusi," kata Anies.

Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2018, ada total 22,5 juta kendaraan. 

Pada 2022, jumlah ini naik menjadi 26,4 juta kendaraan. Sebagian besar kendaraan adalah sepeda motor sebanyak 17,3 juta unit pada 2022. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment