Meyakinkan undecided voters tidaklah mudah karena mereka umumnya justru pemilih yang berusia matang, kritis, dan memiliki banyak tuntutan.
Mereka ini sangat cermat memilih karena itu pula mereka menentukan pilihan di saat-saat akhir.
Debat menjadi sarana yang biasanya diandalkan mereka untuk menentukan pilihan.
Pasangan capres-cawapres yang tampil meyakinkanlah yang bisa meyakinkan mereka menjatuhkan pilihan.
Perwakilan tiga koalisi peserta pilpres tampil dalam debat bertajuk Arah dan Wajah Pasar Modal Indonesia 2024 yang diselenggarakan Kontan dan Bareksa di Jakarta, Kamis (9/11/2023) malam.
Fenomena ini sesungguhnya menggembirakan karena berarti semakin banyak pemilih yang rasional, bukan emosional, dan cermat memilih yang terbaik dari kandidat yang tersedia.
Bukan memilih atas dasar pokoknya kandidat tertentu.
Kemungkinan lain, fenomena ini muncul karena banyak yang masih sangat merahasiakan pilihannya.
Mereka merasa tidak aman.
Apabila ini yang terjadi, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) perlu lebih memastikan pemilu berjalan bebas, tidak ada intimidasi dari pihak mana pun.
Lebih berbahaya lagi ketika kelompok ini menunjukkan apatisme dengan pemilu kali ini karena merasa tidak ada pilihan yang baik atau suasana pemilu yang tidak nyaman.
Mereka memutuskan untuk tidak memilih atau tidak datang ke tempat pemungutan suara.
Apabila kondisi ini tidak bisa diatasi tentu akan mencoreng Komisi Pemilihan Umum (KPU) kali ini sebagai penyelenggara pemilu yang gagal.
Kelompok undecided voters tidak bisa diremehkan.
Mereka justru akan menjadi penentu pemilu.
Penyelenggara, terlebih peserta pemilu, yaitu para kandidat capres-cawapres ataupun partai politik sangat perlu memperhitungkannya. (*)