POPNEWS.ID - Pangkalan militer Irak diterjang sebuah roket Katyusha. Pangkalan militer Irak itu diketahui berisi pasukan Amerika Serikat.
Lokasi pangkalan militer Irak itu terletak di sekitar bandara internasional Baghdad. Terjangan Roket Katyusha itu dilaporkan terjadi hari Rabu (5/1/2022).
Sumber-sumber keamanan dan militer Irak menyatakan terjangan roket itu tidak menyebabkan seorang pun terluka.
Pihak militer Irak mengatakan adanya temuan sebuah alat yang diduga menjadi sarana meluncurkan roket dengan satu roket di distrik al-Jihad di Baghdad barat. Letaknya di dekat bandara, demikian dilansir dari Al Arabiya.
Sebelumnya, para pejabat Amerika Serikat memperingatkan adanya perkiraan peningkatan serangan terhadap pasukan Amerika di Irak dan Suriah.
Dugaan itu muncul karena peringatan setelah terjadi pembunuhan pejabat tinggi militer Iran, Qassem Soleimani.
Belum ada klaim dari pihak manapun atas tanggung jawab langsung serangan baru-baru ini. Tapi diketahui bahwa kelompok-kelompok militer Irak yang bersekutu dengan Iran telah menyatakan akan membalas kematian Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis.
Serangan di hari Rabu itu tercatat bukan serangan pertama kali. Serangan itu adalah yang kedua kali pada minggu ini. Targetnya pangkalan di dekat bandara internasional Baghdad.
Sebelumnya serangan dua pesawat tak berawak berhasil digagalkan pada hari Senin. Dua drone bermuatan bahan peledak juga ditembak jatuh pada hari Selasa.
Pertahanan udara Irak menembak jatuh drone itu ketika mereka mendekati pangkalan udara Ain al-Asad, yang menampung pasukan AS, di sebelah barat Baghdad.
Qassem Soleimani diketahui terbunuh pada 3 Januari 2020 dalam serangan pesawat tak berawak di dekat bandara Baghdad.
Serangan itu terjadi atas perintah presiden AS saat itu, Donald Trump.
Awal pekan ini Presiden Iran, Ebrahim Raisi pernah berkata bahwa Trump harus diadili atas pembunuhan itu.
Jika tidak, Teheran akan membalas kematian Qassem Soleimani.
Faksi-faksi Syiah pro-Iran di Irak juga telah bersumpah untuk membalas kematian mereka dan bersyarat pada akhir serangan mereka terhadap kehadiran AS di negara itu setelah keberangkatan pasukan dari Washington.
Bulan lalu, koalisi pimpinan AS secara resmi mengakhiri misi tempurnya untuk mendukung pasukan Irak dalam perang melawan kelompok ekstremis Negara Islam.
Sekitar 2.500 tentara akan tetap berada di darat sebagai bagian dari misi penasehat bagi pasukan lokal. (Redaksi)