“Pada saat hujan tinggi air akan diarahkan terlebih dahulu ke kolam retensi. Setelah itu dengan sistem pompanisasi air akan dikeluarkan secara perlahan ke saluran drainase sehingga tidak terjadi penumpukan air di jalan dan pemukiman," ucapnya.
Ia menjelaskan, pembangunan kolam retensi ini dipandang sebagai solusi teknis yang efektif mengingat pilihan lain seperti sistem kanalisasi atau reservoir basing sudah tidak memungkinkan lagi untuk diterapkan di kawasan ini.
Selain itu, penataan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) juga menjadi fokus utama dalam upaya penanggulangan banjir.
“Tidak ada pilihan lain selain kolam retensi mengingat kawasan ini sudah penuh dengan pemukiman. Kami juga akan berkolaborasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk pengelolaan DAS,”ungkapnya.
Andi Harun juga menekankan pentingnya kerja sama dengan pemerintah provinsi, mengingat lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kolam retensi adalah milik Pemprov Kaltim.
"Kami sepakat dengan PJ Gubernur untuk membeli lahan tersebut agar pembangunan kolam retensi dapat segera dimulai tanpa perlu menunggu proses hibah yang memakan waktu,"tuturnya.