Rabu, 6 November 2024

Berita Nasional Hari Ini

Kisah Gus Dur Lengser dari Kursi Presiden dan Informasi Intelejen Sebelumnya yang Tak Direspons Serius

Jumat, 8 Maret 2024 16:49

Kyai Haji Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. (Istimewa)

POPNEWS.ID - Lengsernya Presiden ke IV RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur masih menjadi perbincangan hingga kini.

Bahkan, ada yang menyebut terdapat operasi intelejen untuk melengserkan Gus Dur.

Benarkah demikian?

Diketahui, Gus Dur lengser dari posisi Presiden pada 23 Juli 2001. 

Berbagai spekulasi dan analisis bertebaran. Ada yang menyebut nama Amien Rais. 

Tentunya ini bertolak dari posisi Amien sebagai Ketua MPR saat itu. 

Ada pula yang menyebut operasi Megawati Soekarnoputri agar menjadi presiden

Analisis ini misalnya diungkapkan oleh mantan Juru Bicara Gus Dur, Adhie Massardi.

Yang jelas, berbagai peristiwa telah memicu konflik dan mengalami eskalasi, hingga MPR mencabut mandat Gus Dur melalui sidang istimewa. 

Ada pertikaian dengan berbagai elite politik. Ada pula dugaan ini terkait hubungan yang kurang baik dengan militer.

Dalam bukunya Perjalanan Intelijen Santri, As’ad Said Ali menjelaskan operasi intelijen di balik jatuhnya Gus Dur

Penulis mengangkat buku ini karena melihat belum ada sudut pandang intelijen dalam diskursus jatuhnya Gus Dur

Apalagi, As’ad yang merupakan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) 2000-2011 jelas memiliki informasi A1 terkait peristiwa politik tersebut. 

As’ad yang menjadi Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2015 juga dikenal memiliki kedekatan tersendiri dengan Gus Dur

Sebagai presiden atau klien tunggal BIN, Gus Dur mendapatkan informasi intelijen secara berkala dari As’ad dan Kepala BIN 1999-2001, Letnan Jenderal TNI Arie J. Kumaat. 

Sedikit konteks, sampai saat ini As’ad adalah satu-satunya sipil yang pernah menjadi pemimpin BIN. 

Sayang tidak disebutkan persisnya kapan, mungkin pada Desember 2000, bersama dengan Kepala BIN Arie J Kumaat, As’ad melaporkan terdapat indikasi penjatuhan presiden melalui proses politik di legislatif yang diberi kata sandi “Mesin Waktu”. 

Disebutkan, Mesin Waktu terdiri dari tiga gatra. Pertama, pembentukan opini di media melalui berbagai kasus, misalnya Bulog Gate dan Brunei Gate. 

Kedua, menggerakkan aksi massa untuk memanaskan opini. Ini juga sebagai persiapan mobilisasi massa besar-besaran. 

Ketiga, membentuk circle-circle kekuatan lintas fraksi di parlemen. 

BIN sebenarnya telah mengetahui terdapat tujuh tokoh di baliknya, namun tidak disampaikan karena dikhawatirkan bocor. 

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment