"Semula saya keberatan tetapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat bidah di dalam NU. Karena selama ini Rais Aam PBNU selalu menjabat ketua umum MUI," kata KH Miftachul Akhyar.
KH Miftachul Akhyar menambahkan merasa bidah itu sudah tidak ada lagi setelah berkomitmen untuk merealisasikan janji di hadapan majelis ahlul halli wal aqdi dengan mengajukan pengunduran diri dari jabatan ketum MUI.
Respon pengunduran diri KH Miftachul Akhyar
Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi MUI, Salahuddin Al-Aiyub benarkan bahwa pihaknya telah menerima surat pengunduran diri KH Miftachul Akhyar dari kursi pimpinan MUI.
"Awal pekan ini, surat tersebut telah kami terima. Selanjutnya, MUI akan merespons surat tersebut sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di internal MUI," kata Salahuddin Al-Aiyub.
Sementara itu respon lainnya datang dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas. Menurut Anwar Abbas, surat untuk Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Nahdiyin.
Anwar Abbas menyatakan dirinya bersedih atas mundurnya Kiai Miftachul Akhyar dari jabatannya sebagai Ketua Umum MUI.
"Saya benar-benar sedih dan berduka serta bingung, tidak tahu akan bicara apa," kata Anwar Abbas dalam keterangannya Rabu (8/3).