“Ada yang dangkal sedimentasinya, kemudian juga faktor sampah, nah ini yang jadi perhatian,” ungkapnya.
Menurut Samri, kondisi drainase di daerah tersebut dirasa sudah tidak maksimal.
Ia menilai bahwa ukuran parit saat ini sudah tak mampu menampung volume air ketika tingkat curah hujan tinggi.
“Misal parit juga memang sudah ada, tapi dia di lapis lagi yang membuat ukurannya semakin kecil. Awalnya 1 meter jadi sisa setengah meter, dalamnya juga jadi dangkal,” tutur Samri.
Kendati demikian, ia menyarankan agar pihak Pemkot Samarinda dapat kembali menggencarkan normalisasi drainase.
“Karena serapan-serapan air sudah tidak ada, kalau bisa drainase harusnya diperbesar,” pungkasnya. (Advetorial)