Faesol menduga, kondisi sesak napas yang dikeluhkan Buya Syafii masih ada kaitan dengan serangan jantung ringan yang dialaminya Maret lalu.
Meski begitu, masih perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk kepastian kondisi.
"Barangkali masih satu rangkaian," ujar Faesol.
Hari ini, pukul 10.15 WIB, Buya Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, tokoh bangsa yang kita cintai.
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
Profil singkat Buya Syafii Maarif
Syafii Maarif lahir pada 31 Mei 1935 di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau.
Ayahnya adalah kepala suku dan saudagar bernama Ma’rifah Rauf Datuk Rajo Malayu. Sementara ibunya, Fathiyah wafat ketika Syafii baru berusia 18 bulan.
Syafii Maarif memulai sekolah di Sekolah Rakyat (SR). Dia juga belajar agama di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah sepulang sekolah di SR.
Syafii tamat dari SR pada 1947 tanpa ijazah karena saat itu masih terjadi perang revolusi kemerdekaan.
Setelah tamat Madrasah Muallimin Muhammadiyah Balai Tangah, Lintau, pada usia 19 tahun Syafii muda pada 1953 merantau ke Yogyakarta.