Sebab itulah, Sudirman menekankan kenyamanan kerjasama gubernur DKJ dan pemerintah harus menjadi hal utama.
"Sekitar 500 ribuan dalam kategori miskin absolut, kalau di-double dengan yang setengah miskin, bisa mencapai satu juta lebih, itu artinya tantangan besar yang mesti dihadapi oleh pemimpin ke depan," ucapnya.
"Oleh karena itu juga saya merasa, kalau ada kesempatan untuk berbuat sesuatu itulah yang menjadi perhatian kami," imbuhnya.
Sebelumnya, Sudirman Said juga memastikan akan diskusi bersama Anies Baswedan terkait Pilkada Jakarta.
"Suatu hari pasti kita akan diskusikan soal Pilkada Jakarta dan mungkin pilkada di daerah lain juga," ucapnya.
Sudirman menyebut, hingga kini pihaknya belum melakukan diskusi khusus terkait pilkada dengan Anies.
Namun, Sudirman memastikan untuk terus menjalin komunikasi yang baik.
Sejak mengurus pemilihan presiden (pilpres), pihaknya sudah berkomunikasi dengan partai mengenai keterlibatan dalam pilkada yang terus dipertimbangkan.
Selain itu, dia menyatakan tidak bisa mewakili untuk menjawab pertanyaan terkait maju atau tidaknya Anies dalam ajang Pilkada DKI.
Kendati demikian, dia tidak menampik untuk menaruh harapannya mendapat dukungan dari Anies demi maju menjadi Gubernur Jakarta.
"Siapa tahu kali ini Pak Anies akan membantu saya di pilkada, kalau saya jadi maju kan lazimnya persahabatan selalu tolong-menolong," imbuhnya.
Sudirman menyatakan keikutsertaan dalam Pilkada DKI ini bukan merupakan agenda personal, melainkan berasal dari keputusan para pendukung seperti tokoh hingga komunitas.
"Urusan maju atau tidak bukan merupakan keputusan pribadi saya, biarkan aspirasi masyarakat mencari jalannya," jelas dia.
Sementara itu, saat ini Anies sedang digadang-gadang bakal ikut Pilkada Jakarta, bahkan muncul wacana menduetkan dengan Prasetyo Edi Marsudi, politisi PDIP.