Ia juga menyoroti pentingnya kehadiran lembaga sertifikasi dan frekuensi pelatihan yang lebih masif guna meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal.
"Untuk itu, kita harus memiliki lembaga sertifikasi dan sering melakukan pelatihan," kata dia.
Politikus Partai Demokrat ini mengakui bahwa selama ini pelatihan-pelatihan yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih minim.
Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak inovasi untuk mengurangi angka pengangguran terbuka, terutama bagi lulusan baru SMK, SMA yang tidak melanjutkan kuliah, atau lulusan perguruan tinggi yang belum mendapatkan pekerjaan.
Dengan peningkatan pelatihan dan sertifikasi, diharapkan tenaga kerja di Samarinda akan lebih siap dan mampu bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif, terutama dalam menghadapi era baru IKN.
"Kita perlu lebih banyak berinovasi untuk mengurangi pengangguran terbuka," pungkasnya. (adv)