Senjata Nuklir Siaga
Dilansir dari Sindonews, Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) merilis laporan adanya 2.000 senjata nuklir dalam keadaan siaga tinggi.
Dua negara di antaranya adalah Amerika Serikat dan Rusia.
Negara-negara yang menyiagakan senjata berbahaya itu antara lain Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
Laporan itu diterbitkan SIPRI pertengahan tahun 2021, Senin (14/6/2021).
Hal itu sesuai dengan laporan International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN). ICAN nyatakan bahwa jumlah senjata nuklir yang disiagakan jumlahnya naik.
ICAN menyebut total USD72 miliar atau lebih dari Rp1.027 triliun disiapkan untuk senjata nuklir.
Sembilan negara itu antara lain Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris, Prancis, India, Israel, Pakistan dan Korea Utara (Korut).
Hal itu dinilai ICAN kontradiktif di tengah kebutuhan medis meningkat tapi ada biaya yang dikeluarkan untuk mempersenjatai negara masing-masing.
“Sementara tempat tidur rumah sakit penuh dengan pasien, dokter dan perawat bekerja berjam-jam dan persediaan medis dasar langka, sembilan negara mendapati mereka memiliki lebih dari USD72 miliar untuk senjata pemusnah massal mereka,” demikain laporan ICAN. (Redaksi)