POPNEWS.ID - Komisi II DPRD Kaltim mendorong jajaran Direksi RSUD AW Syahranie untuk transparansi dalam hal pengelolaan dana.
“Pengelolaan belanja umum daerah di Kaltim harus transparan dan dapat diakses oleh masyarakat,” kata Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Nidya Listiyono.
Selain itu, dibahas pula kasus-kasus seperti penggelapan dana TPP hingga hal-hal yang perlu diantisipasi bersama.
Ia juga mengungkapkan niatnya untuk mengundang Komisi IV, yang berfokus pada pelayanan masyarakat, namun pertemuan itu harus tertunda karena jadwal yang padat.
Komisi II meminta data pendapatan dari rumah sakit dan laboratorium yang ada di Kaltim, serta menekankan pentingnya dukungan terhadap rumah sakit sebagai pusat layanan kesehatan masyarakat.
Kemudian, ia juga menyoroti pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam pengelolaan rumah sakit.
Dia menekankan bahwa meskipun peralatan medis canggih, SDM yang berkualitas juga diperlukan.
Oleh karena itu, dia mendorong peningkatan kualifikasi tenaga medis dan pelayanan yang baik.
Lanjutnya, rumah sakit di Kaltim merupakan salah satu rumah sakit terlengkap di Indonesia.
Sebab itu, ia pun berharap agar masyarakat Kaltim dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik tanpa perlu pergi ke daerah lain.
Termasuk sistem manajemen yang baik dalam rumah sakit, termasuk sistem manajemen informasi, layanan medis, dan keuangan.
Dia juga menekankan perlunya mencegah potensi penyalahgunaan dana dengan menggunakan teknologi seperti sistem cashless.
"Kami berkomitmen untuk terus memantau dan meningkatkan pengelolaan rumah sakit dan pendapatan daerah demi kesejahteraan masyarakat Kaltim," tuturnya. (Advetorial)