Populasi warga keturunan atau fasih berbahasa Rusia cukup banyak di Ukraina.

"Sebagai bagian dari serangan palsu ini, kami percaya Rusia akan memproduksi video propaganda yang sangat gamblang, yang akan mencakup jenazah dan aktor yang digambarkan sebagai pelayat dan gambar lokasi yang hancur," kata Kirby lagi.

Hal tersebut bisa menjadi alasan Moskow untuk menyerang Ukraina dan terus mengerahkan lebih banyak pasukan serta memasok senjata ofensif ke perbatasan negara pecahan Uni Soviet itu.

Salah satu rencana propaganda itu, kata Kirby, adalah membuat peralatan militer Ukraina yang seolah dipasok dari Barat.

Dengan demikian, bisa menjadi pembenaran tindakan Rusia terhadap Ukraina.

"Kami melihat aktivitas semacam ini yang dilakukan Rusia di masa lalu.

Dan, kami percaya penting bagi kami menilai seperti itu agar kami bisa mencegah," jelas dia.

"Saya hanya mengatakan berdasarkan pengalaman kami sangat sedikit tindakan semacam ini yang tak disetujui di tingkat tertinggi pemerintah Rusia," ucap Kirby menambahkan.

Senada dengan Kirby, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan salah satu dari opsi yang dikembangkan pemerintah Rusia dalam membentuk video serangan palsu adalah untuk memulai dan membenarkan agresi militer terhadap Ukraina.

Namun, dia tak tahu apakah Moskow memutuskan tetap melanjutkan rencana tersebut atau tidak.

"Rusia mengisyaratkan ingin melanjutkan pembicaraan diplomatik demi meredam ketegangan, tapi tindakan (rencana) ini menunjukkan hal yang sebaliknya," kata Price.

Namun, baik Price maupun Kirby tak menunjukkan bukti yang mendukung klaim tersebut.