"Itu jelas banget, nggak akan bisa mengakses karena pasti udah ada peringatan situs ini kalau tidak bisa dipakai dan enggak bisa nonton," kata Adella.
2. Heran kontent OnlyFans bisa tersebar di medsos
Fenomena yang terjadi di awal Maret 2022 adalah tersebarnya konten OnlyFans di media sosial.
Pro dan kontra dari netizen pun terjadi. Bagi mereka yang pro, memahami bahwa konten itu hanya bisa diakses di platform berbayar.
Bagi netizen yang tidak sepakat, beranggapan bahwa konten yang tersebar di media sosial itu menyalahi aturan.
Tetapi yang menjadi pertanyaan bagi Adella Wulandari adalah mengapa konten itu sampai tersebar di media sosial?
"Ini bukan pembelaan. Tapi dia upload di tempat yang udah ada platformnya. Kenapa harus kalian tarik-tarik ke medsos yang bisa diambil orang tanpa pengamanan apapun? Ngerti nggak? Itu aja udah susah, harus bayar. Kalo di YouTube, gratis, gak bayar," kata Adella.
"Kenapa ada oknum-oknum yang punya punya moral narik-narik itu ke sosmed yang bisa diakses orang," kata Adella lagi.
3. Bias gender terhadap perempuan
Adella Wulandari juga memberikan kritik terhadap masyarakat. Menurut Adella, masyarakat selalu memberikan penilaian atau judgement menganggap konten dewasa hanya dari sisi perempuan.
Padahal tak semua konten dewasa dilakukan oleh kaum hawa.
Adella pun meradang ketika ada kasus konten dewasa dan aparat yang hanya menangkap atau memperkarakan pihak perempuan.
"Biasanya yang menjadi acuan seksual video itu wanita yang terlalu diekspos. Hei, kalau nggak ada cewek telanjang ya nggak ada belahan dada. Selalu perbandingannya cewek lebih besar daripada cowok," kata Adella.