Berbeda dengan golongan darah O yang risikonya lebih rendah sebesar 12 persen.
"Kami masih belum tahu mengapa golongan darah A memberikan risiko yang lebih tinggi," kata Steven Kittner, penulis dan ahli saraf vaskular dari University of Maryland.
"Mungkin ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah, seperti trombosit, sel yang melapisi pembuluh darah, serta protein sirkulasi lainnya yang berperan dalam perkembangan pembekuan darah," lanjutnya.
Namun tergantung dalam konteksnya, sample atau orang mengikuti penelitian ini sebagian besar adalah penduduk Amerika.
Sisanya berasal dari Amerika Utara, Eropa, Jepang, Pakistan, dan Australia dengan orang-orang keturunan non-Eropa hanya mencapai 35 persen dari total peserta.
Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dibutuhkan sampel yang lebih beragam untuk membantu efektivitas hasil klarifikasi.
Sebagai informasi, kurang dari 800 ribu orang mengalami stroke setiap tahun di AS dengan kasus terbanyak terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas.