Di era 1960-an, lato-lato sempat menimbulkan kegaduhan. Selain karena suaranya yang dianggap mengganggu, mainan ini juga kerap kali membahayakan pemainnya. Pasalnya, luka yang ditimbulkan tidak hanya sekadar benjol saja, tetapi lato-lato juga bisa pecah menjadi serpihan tajam ketika dimainkan.
Hal ini karena pada awalnya lato-lato terbuat dari kaca. Bahan dasar tersebut berpotensi pecah dan membentuk serpihan yang terlempar ketika dimainkan.
Dilansir dari Groovy History, Selasa (3/1/2023), setelah kejadian tersebut bahan dasar lato-lato pun diganti menggunakan plastik. Sayangnya, lato-lato berbahan dasar plastik ternyata lebih sering pecah dibandingkan lato-lato berbahan dasar kaca.
Meski sempat sangat populer, permainan ini sempat dilarang oleh badan pengawas obat dan makanan AS (FDA) pada tahun 1966. Dilansir dari Quartz, Selasa (3/1/2023), hal itu karena mainan tersebut mengandung 'bahan kimia, mudah terbakar, atau radioaktivitas'.
Pada tahun 1970-an, mainan ini meluas hingga ke salah satu provinsi di Italia Utara bernama Calcinatello. Saking populernya, di sana sampai diadakan kompetisi tahunan untuk penggemar lato-lato.
Mainan lato-lato sendiri mulai populer di Indonesia pada tahun 1990-an. Dan per 2022 kemarin, permainan ini kembali populer di berbagai kalangan.
(redaksi)