Namun demikian, hal itu urung dia lakukan. Sebab kecintaan akan para fans Hammersonic dan penantian panjang untuk mencatat sejarah yang tak ingin dilewatkan Ravel.
Sebab dalam karir musik Indonesia, Ravel selaku CEO Hammersonic menorehkan tinta emas sebagai orang pertama yang mampu memboyong Slipknot dari Amerika Serikat ke nusantara.
“Tapi kalau waktu itu gua narik duit, dengan catatan untung Rp 7 miliar, mungkin hari ini tidak akan terjadi,” tegasnya.
Selama tiga tahun memastikan kedatangan Slipknot, Ravel sendiri dipastikan merogoh kocek yang sangat dalam. Sebab sejak membuka penjualan tiket di tahun 2019 lalu, baru sebanyak 8.000 yang terjual. Dengan estimasi harga tiket senilai Rp 750 ribu, hingga Rp 1,4 juta.
“Tapi uang yang sudah gua keluarkan itu dua kali lipat dari harga tiket yang masuk. Khususnya buat Slipknot,” imbuhnya.
Selain merelakan keuntungan uang miliaran rupiah, perjuangan mempertahankan gelaran Hammersonic harus disiapkan secara mental. Sebab selama tiga tahun terakhir, Ravel mengaku kerap mendapat hujatan dan caci maki dari haters.
“Gua dicaci maki kira-kira 2-3 tahunan lah. Ya memang harus siap mental. Tapi karena gua sayang dengan festival ini, gua sayang dengan fans Hammersonic jadi ya sudahlah uang gua di sana (di manajemen Slipknot) dibiarkan saja,” lanjutnya.