POPNEWS.ID - Gejala demam berdarah dengue (DBD) dengan Covid-19 nyaris sama dan terkadang sulit dibedakan.
Oleh karena itu ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk membedakannya.
Pertama, jika terjadi demam 2-3 hari namun tidak juga membaik, segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mencari penyebabnya.
Hal ini disampaikan oleh Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Mulya Rahma Karyanti Sp.A.(K).
"Makanya kalau 2-3 hari tidak membaik sebaiknya segera ke faskes terdekat untuk dicari penyebabnya. Karena kalau awal demam sulit membedakan," ungkapnya pada media briefing virtual, Minggu (29/1/2023).
Namun memang ada beberapa perbedaan yang bisa dilihat dari Covid-19 dan DBD
Sebagai contoh, untuk Covid-19 pada awalnya hanya demam dan belum terlihat gejalanya.
Namun, pada Covid-19 seperti varian Delta, akan ada gangguan lain seperti hilangnya pengecap dan penciuman, diikuti dengan batuk serta pilek.
"Terutama untuk kasus infeksi pernapasan atas, lebih banyak batuk pilek. Kalau dangue tidak pilek seperti itu," paparnya lagi.
Pada demam berdarah dengue, selain demam tinggi, bisa disertai dengan mual dan dominan ada gangguan saluran cerna.
Diikuti dengan mual dan muntah. Bisa juga dengan diare.
Sekitar 20-30 persen kasus anak bisa dengan diare.
"Tapi yang membedakan itu ya batuk pileknya lebih dominan di Covid-19, kalau dangue lebih dominan saluran cerna," tegasnya.
Ia pun menyarankan jika selama 2-3 hari tidak membaik, sebaiknya diperiksa untuk dipastikan apakah DBD atau Covid-19.
Namun beberapa kasus, pasien bisa mengalami keduanya.
"Bisa terjadi co-infeksi. Beberapa kasus sering dapatkan juga bersamaan dangue dengan Covid-19," pungkasnya. (*)