Warga setempat membawa serta barang-barang berharga mereka juga tas berisi pakaian, jika mereka harus tinggal di bungker selama berhari-hari atau lebih lama dari itu.
"Aman berada di sini, itulah sebabnya saya ada di sini," tutur salah satu pengungsi non-Yahudi, Dasha Borscht (16).
Sejak Uman diserang pasukan Rusia pada 24 Februari lalu, atau hari pertama invasi, banyak warga setempat yang memilih kabur.
Pertokoan di kota kecil itu juga banyak yang tutup dan jalanan dipenuhi sampah.
Pembatas jalan yang dipasang tentara Ukraina kini menjaga perimeter kota Uman, dengan pemeriksaan dokumen secara ketat dilakukan terhadap setiap kendaraan yang melintas.