Namun demikian, Tatang mengungkapkan jika upaya dan iktikad Arema FC ini dianggap belum memenuhi keinginan banyak pihak, atau justru membuat situasi tidak kondusif, maka manajemen akan mempertimbangkan agar klub dibubarkan.
"Tentu kami merespons atas insiden ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya seperti apa. Jika sebelumnya kita memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepak bola utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima sampai usaha kecil lainnya. Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusifitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa, tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak," katanya.
Arema sendiri saat ini tengah menjalani sanksi dari Komite Disiplin PSSI buntut Tragedi Kanjuruhan. Tim Singo Edan dilarang melakoni laga kandang di Malang hingga akhir musim ini.
Situasinya semakin tidak mudah karena Arema mendapatkan penolakan untuk menjamu lawan-lawan dalam laga lanjutan Liga 1 2022/2023 di daerah lain.
(redaksi)