Kedua, intervensi sensitif ditujukan kepada anak-anak, perempuan, catin, dan ibu hamil melalui pendekatan kesehatan reproduksi dan edukasi seksual.
"Harapannya, intervensi ini dapat memberikan perlindungan dini dan edukasi awal untuk mengatasi stunting di masa mendatang,"harapannya.
Ia berharap agar rembuk ini memicu diskusi mendalam antarsektor, melibatkan OPD, organisasi masyarakat, perguruan tinggi, swasta, dan organisasi profesi.
Selain itu, ia mengajak semua pihak untuk bekerja sama mencapai target menurunkan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2025, sesuai dengan amanah Pusat.
"Penting untuk menjaga sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan guna menurunkan kasus stunting di Kota Samarinda. Hasil dari rembuk stunting diharapkan dapat secara konkret mengurangi angka stunting,"pungkasnya. (adv/diskominfo samarinda)