Senin, 13 Mei 2024

Sri Mulyani Pastikan Indonesia Tak akan Bangkrut Seperti Sri Lanka, Cek Alasannya

Rabu, 20 April 2022 16:55

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyampaikan keterangan usai Paripurna Pengesahan UU Pemindahan IKN, Selasa (18/1/2022). (Foto: capture Youtube DPR RI)

Hal ini membuat penerbitan utang lebih berisiko secara jangka panjang.

"Kita sudah menciptakan ketahanan APBN kita dengan kondisi kas yang cukup.

Pasar keuangan yang volatile tidak harus dipaksa melakukan pembiayaan untuk APBN.

Ini strategi yang pas dan sesuai. Dengan demikian APBN mendapatkan reputasi dan kredibilitas yang baik," jelas dia.

Penurunan utang ini tak terlepas dari kerja sama otoritas fiskal dengan Bank Indonesia yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) I dan SKB II.

Dengan begitu, BI memiliki dua peranan, yakni sebagai standby buyer atas SBN yang diterbitkan, serta pendukung belanja di bidang kesehatan bantuan sosial.

Tercatat sepanjang tahun ini, BI sudah membeli Rp 15,3 triliun, dengan rincian SUN Rp 7,6 triliun dan SBSN Rp 7,7 triliun.

Di sisi lain, pemerintah masih memiliki Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) Rp 149,7 triliun.

"Jadi Indonesia merupakan salah satu negara yang dalam hal ini kondisi APBN-nya dalam posisi yang cukup baik dengan situasi yang ada, yaitu harga komoditas dan pemulihan ekonomi yang dua-duanya memberi dampak positif sehingga defisit kita menurun," tutur Sri Mulyani. (*)


IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment