"Jadi pertanyaannya coba, 1, yang ngebangun perumahan siapa? Nggak mungkin pengembang-pengembang itu. Jadi yang membangun adalah pengembang-pengembang asing. Dari mana? Purwokerto, Banyumas? Dari Cina, Bos. Pengembang-pengembang China yang melakukan pembangunan di sana. Mereka nggak masalah rugi, kosong, nggak masalah, karena pasti ada penduduk yang dikirim ke sana, siapa? Warga RRC tinggal di sana," kata Edy dengan nada tinggi.
Edy Mulyadi juga nyatakan bahwa Edy Mulyadi sebut ibu kota negara (IKN) baru Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara merupakan tempat “jin buang anak”.
Edy Mulyadi dan beberapa pihak nyatakan penolakan terhadap pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan. Edy Mulyadi singgung siapa yang ingin membangun perumahan di sana, Senin, 17 Januari 2022 lalu.
Nama Edy Mulyadi kemudian dikait-kaitkan publik sebagai bagian dari Partai keadilan Sejahtera. Edy memang diketahui pernah mencalonkan diri dalam pemilu Legislatif 2019 dari PKS.
Edy Mulyadi tercatat sebagi Caleg PKS Nomor Urut 8 untuk DPR-RI di Daerah Pemilihan Jakarta III. Dapil ini meliputi Jakarta barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
Namun saat ini dirinya disebut tidak ada kaitan dengan PKS. Bahkan pernyataannya yang viral di media sosial tidak berhubungan dengan sikap penolakan PKS terhadap pemindahan IKN.
Hal itu ditegaskan dalam keterangan yang disampaikan Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, Minggu 23/1/2022. Ahmad Mabruri tegaskan bahwa Edy Mulyadi sudah tak aktif lagi di struktur level mana pun dan bukan pejabat struktur PKS.
Edy diakui pernah menjadi caleg PKS namun tak aktif setelah proses pemilu usai hingga kini.