Kamis, 19 Desember 2024

Kabar Olahraga

Perempat Final UCL Penuh Alumni Barcelona, Siapa Paling Hebat, Enrique, Pep, Xavi atau Arteta

Kamis, 28 Maret 2024 20:15

Liga Champions

POPNEWS.ID - Liga Champions atau UEFA Champions League sudah memasuki babak perempat final.

Ada fakta menarik dibaliknya.

Yakni berjayanya sejumlah alumni Barcelona yang kini berada di posisi pelatih.

Empat pelatih eks pemain Blaugrana tersebut adalah Mikel Arteta di Arsenal, Pep Guardiola di Manchester City, Luis Enrique di PSG, dan Xavi Hernandez di Barcelona

Keempat pelatih tersebut akan bersaing memperebutkan mahkota di Wembley nanti.

Bicara darah kelahiran, hanya dua sebenarnya yang asli Catalan, yakni Pep dan Xavi

Arteta adalah orang Basque, sedangkan Luis Enrique adalah orang Asturian yang lahir di Gijon.

Namun, mereka berempat sempat punya cerita dan kenangan indah ketika berseragam Barcelona.


Pep Guardiola adalah produk La Masia yang kemudian jadi bagian lini tengah utama Barca sejak tahun 1984. 

Pep baru bertemu Enrique di Barca di tahun 1996. Ketika itu Enrique secara mengejutkan didatangkan Barca dari klub rival, Real Madrid.

Sementara Xavi, saat itu masih jadi permata La Masia di Barca B. Xavi sendiri baru promosi di skuad utama Blaugrana pada tahun 1997. 

Dari situlah Xavi mulai bertemu langsung dengan Pep dan Enrique di lapangan. 

Sementara itu, Mikel Arteta yang berasal dari klub pemuda Antiguoko, baru pergi belajar ke La Masia setelah Xavi promosi ke tim utama Barca, yakni pada tahun 1997.

Jalinan pertemanan empat eks pemain Barcelona tersebut, punya ceritanya masing-masing. Misal Pep dengan Enrique. 

Lima tahun mereka bersama menjadi teman karib di Camp Nou. Hingga tahun 2001, mereka bahu-membahu menjadi tulang punggung lini tengah Barcelona.

Menurut mereka, menjadi teman bersama di Barca adalah momen indah yang sangat susah dilupakan. 

Enrique bahkan pernah berkata bahwa Pep masih selalu mendoakan karirnya setiap saat.

Ketika keduanya memulai karier menjadi pelatih, mereka sama-sama mengawalinya di Barca B. Setelah keluar dari Barca B, mereka berdua sempat empat kali bentrok sebagai pelatih. 

Pep ketika menangani Munchen pernah dua kali bertemu Barcelona-nya Luis Enrique. Sedangkan ketika menangani City, dua kali Pep bertemu Barcelona-nya Enrique.

Berbeda dengan pertemanan Xavi dengan Pep maupun Enrique. 

Maklum, Xavi adalah junior mereka. Xavi yang masih unyu-unyu itu, bahkan masih menjadi ban serep Pep dan Enrique di lini tengah Barca.

Meski masih bau kencur, namun Xavi berani untuk sesekali berkomunikasi dengan Pep dan Enrique. 

Mereka sering bertemu ngobrolin soal taktik yang diterapkan pelatih, atau sekadar bicara tentang filosofi Johan Cruyff.

Pertemanan Xavi dengan Pep dan Enrique masih berlanjut ketika kedua seniornya itu menjadi pelatih Barca. 

Xavi tetap belajar dari kedua sosok seniornya itu. Ketika menjadi pemain Barca, Xavi banyak berprestasi ketika dilatih Pep maupun Enrique.

Lalu bagaimana dengan Arteta? Arteta pernah bercerita tentang kisahnya di Barcelona. Ia sangat terkesan ketika debut di skuad senior Barca pada tahun 1999. 

Karena waktu itu, Arteta menggantikan idolanya, yakni Pep Guardiola di laga melawan Hertha Berlin. 

Momen tersebut tak akan terlupa dalam ingatan Arteta. Penampilannya saat itu pun juga dipuji langsung idolanya, Pep Guardiola.

Sayang, karier Arteta di Barcelona berbeda dengan Enrique, Pep, dan Xavi. Arteta ini justru jadi pemain yang tak punya karier panjang di tim senior Barca. 

Arteta lebih banyak bermain di Barca B. Ia kesusahan merangsek ke tim utama Barca karena di situ masih ada Xavi dan Iniesta yang lebih dulu bersinar sebagai produk La Masia. 

Arteta pun harus rela dipinjamkan ke PSG, dan kemudian lebih memilih berkarier di Skotlandia bersama Rangers.

Ketika Arteta mulai mendalami ilmu kepelatihan, ia kembali bertemu idolanya, Pep Guardiola. Beruntung, Arteta ditarik pelatih plontos itu sebagai asistennya di Manchester City.

Setelah banyak belajar menjadi asisten Pep, Arteta memberanikan diri menjadi pelatih ketika ditunjuk Arsenal. 

Dari situlah Arteta memulai perjuangannya menjadi pelatih utama. Alhasil, ia pun bisa bentrok langsung dengan mantan majikannya itu di Liga Inggris. Arteta pun bangga dapat bersaing langsung dengan Pep.

Sejak 2019, Arteta perlahan bisa membawa Meriam London terus membaik secara performa. 

Arsenal musim lalu sudah diantarkannya menjadi runner up Liga Inggris, sekaligus diantarkannya kembali ke Liga Champions.

Meski menjadi pelatih debutan di Liga Champions, Arteta berhasil melangkah hingga babak 8 besar. Ia juga bisa menghentikan kutukan 14 tahun Arsenal yang selalu gagal di babak 16 besar.

Tak hanya Arteta saja sebenarnya yang bisa meloloskan timnya ke 8 besar Liga Champions, Xavi pun bisa. 

Namun perjuangan Xavi mencapainya berbeda dengan Arteta. Xavi tidak punya karier sebagai asisten pelatih seperti Arteta.

Dari melatih klub Qatar Al-Sadd, ia langsung ditunjuk menjadi pelatih utama Barca pada tahun 2021. 

Xavi perlahan membangun Barcelona di tengah krisis keuangan. Banyak dikritik, namun ia mampu membuahkan hasil. 

Selain gelar La Liga musim lalu, ia kini mampu membawa Barca kembali ke babak 8 besar Liga Champions.

Xavi dan Arteta adalah dua pelatih yang akan debut pertama kalinya di 8 besar Liga Champions. Berbeda dengan senior mereka, Pep Guardiola dan Luis Enrique

Keduanya bahkan tidak hanya terbiasa lolos ke 8 besar, tapi juga bisa merengkuh gelar Liga Champions.

Baik Pep maupun Enrique, keduanya punya cerita perjuangan sendiri-sendiri di Liga Champions

Musim ini, Pep masih berusaha mempertahankan gelar back to back bersama Manchester City.

Sedangkan Enrique, masih membuka lembaran barunya bersama PSG. Fans Les Parisiens pun kini makin berharap tuah Enrique bisa membuahkan gelar Liga Champions

Maklum, PSG masih penasaran sekali dengan gelar tersebut.

Namun, tak semudah itu Enrique mencapainya. Di babak 8 besar nanti, ia akan bertemu tim yang membesarkan namanya, Barcelona

Tak hanya itu, ia juga akan bertemu junior sekaligus mantan anak buahnya, Xavi.

Tak hanya soal bentrok Xavi dan Enrique saja sebenarnya. perjalanan Arteta mengatasi Munchen, maupun Pep mengatasi Real Madrid di 8 besar juga patut disimak. 

Pasalnya, jika Arteta dan Pep lolos dari jeratan Munchen dan Madrid, mereka nantinya juga akan saling bunuh sama seperti yang kini dialami Xavi dan Enrique.

Persaingan pelatih ber-DNA Barcelona di Liga Champions musim ini memang menarik. Namun yang bakal lebih menarik lagi, apabila ada dua diantara mereka bisa bertemu di final nanti.

Mungkin tersaji All Barcelona Final. Toh, secara bagan, juga memungkinkan. Diantara Xavi atau Enrique kalau melaju ke final, bisa saja nantinya akan bertemu Pep atau Arteta. Ya, semua kemungkinan masih bisa terjadi. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment