Banyak informasi salah yang beredar online setelah bencana melanda, dengan menyertakan gambar palsu atau narasi yang menyesatkan tentang upaya penyelamatan.
Satu tweet mengatakan, "Gempa bumi di Turki terlihat seperti operasi hukuman (HAARP) oleh NATO atau AS melawan Turki" sambil membagikan video yang menunjukan seperti sambaran petir.
"Tidak normal dalam gempa bumi, tetapi selalu terjadi di operasi HAARP,"
HAARP adalah program yang menggunakan pemancar frekuensi tinggi berdaya tinggi untuk mempelajari sifat dan perilaku ionosfer.
Pada 2015, operasi fasilitas penelitian dipindahkan dari Angkatan Udara AS ke University of Alaska Fairbanks.
Beberapa ahli mengatakan bahwa HAARP tidak bertanggung jawab atas gempa bumi di Turki atau di mana pun karena HAARP tidak memiliki kemampuan seperti itu, demikian dikutip dari Reuters, Kamis (16/2/2023).
Menurut bagian FAQ situs web HAARP, teknologi itu juga tidak dapat mengontrol atau memanipulasi cuaca.
Jessica Matthews, manajer program HAARP di University of Alaska Fairbanks, mengatakan kepada Reuters bahwa peralatan penelitian di situs HAARP tidak dapat menciptakan atau memperkuat bencana alam.