POPNEWS.ID - Konser band asal Inggris Coldplay di Indonesia menuai pro dan kontra.
Diketahui, Majelis Ulama Indonesia atau MUI terlihat kontra dengan konser Coldplay, tersebut.
Terbaru, Menteri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sedang mencari jalan tengah agar konser Coldplay bisa diterima semua pihak, termasuk MUI.
"Kami buka komunikasi, kami ingin mendengar masukan dan saran, karena para ulama ini bagian kita memastikan konser ini ada di koridor hukum," kata Sandiaga di lingkungan Istana Kepresidenan, Senin (22/5).
Sejumlah tokoh MUI sebelumnya mengkritik kedatangan Coldplay konser di Jakarta.
Wakil Ketua MUI Anwar Abbas beberapa waktu lalu menyebut band asal Inggris itu "sangat kental warna LGBT-nya".
Selain itu, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis meminta promotor memastikan dan menjamin tak ada simbol, ucapan, dan tindakan apapun yang mempromosikan kelompok LGBT dalam acara itu.
Meski tak pernah ada pernyataan resmi Coldplay mendukung LGBT, band Inggris ini memang gencar menyuarakan inklusi terhadap seluruh golongan masyarakat, termasuk juga terhadap komunitas LGBT yang kerap mendapat diskriminasi.
Beberapa kali, Chris Martin juga terlihat membawa bendera warna pelangi di atas panggung konser yang dianggap sebagai 'rainbow flag' lambang perjuangan hak-hak dan keberagaman komunitas marjinal tersebut.
Terkait berbagai protes atas riwayat Coldplay tersebut, Sandiaga berharap jalinan komunikasi antara pihaknya dengan MUI serta kelompok kontra tetap mewadahi keinginan Indonesia jadi destinasi wisata dan produsen ekonomi kreatif dunia.
Apalagi, konser Coldplay di Jakarta diklaim Sandiaga sebagai bagian dalam kerangka 3.000 acara di Indonesia sepanjang 2023 yang menargetkan dampak ekonomi sebesar Rp162 triliun dan membuka 4,4 juta lapangan kerja.
"Ini harus disiapkan baik, semua saran masukan ditampung," kata Sandiaga.
Meski begitu, Sandiaga menyebut Kemenparekraf masih mencatat dan menghitung potensi nilai tambah ekonomi dari konser Coldplay 15 November 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Namun bila merujuk pada tiket dengan perkiraan sekitar 60 ribu yang ludes tak tersisa dan rata-rata tiket seharga Rp2,58 juta, diperkirakan setidaknya konser itu meraup pendapatan lebih dari Rp155 miliar hanya dari penjualan tiket semata.
Sementara itu, banyak penggemar yang "kalah" war tiket saat penjualan tiket mengadu kepada Coldplay untuk menambah menambah satu hari pertunjukan di Jakarta.
"Tolong tambah satu pertunjukan lagi di Jakarta. Coldplay belum pernah datang ke Jakarta dalam 23 tahun," kata seorang netizen di kolom komentar media sosial Coldplay, Jumat (19/5).
"Indonesia ingin tanggal tambahan Coldplay!" pinta netizen yang lain.
"Para penggemar Indonesia cinta kalian, kami tidak sabar bertemu kalian, tolong tambah hari kedua," ujar netizen lainnya.