Jumat, 22 November 2024

Kabar Internasional

Lockdown Dicabut, Angka Kematian di China Akibat Covid-19 Diperkirakan isa Tembus 1 Juta Orang

Sabtu, 17 Desember 2022 16:12

Peta wilayah China (Foto: Capture Google 2021)

POPNEWS.ID - Pencabutan pembatasan Covid-19 di China memicu terjadinya ledakan kasus. 

Menurut proyeksi terbaru dari dari Institute of Health Metrics and Evaluation (IHME) yang berbasis di AS, pada tahun 2023 kasus kematian di China akibat Covid-19 bisa mencapai 1 juta orang.

Menurut pemodelan tersebut, kasus di China akan mencapai puncaknya pada sekitar 1 April 2023, ketika angka kematian akan mencapai 322.000.

"Sekitar sepertiga populasi China akan terinfeksi pada saat itu," kata Direktur IHME Christopher Murray yang dikutip dari Reuters, Sabtu (17/12/2022).

Tidak ada yang mengira mereka akan tetap berpegang pada nol-COVID selama mereka melakukannya," lanjut Murray.

Murray mengatakan kebijakan zero-COVID mungkin efektif untuk mencegah varian virus sebelumnya. 

Tetapi, penularan yang tinggi dari varian Omicron membuat kebijakan zero-COVID tidak mungkin untuk dipertahankan.

Dalam penelitian ini, grup pemodelan independen di University of Washington di Seattle menggunakan data dan informasi dari wabah Omicron yang baru-baru ini terjadi di Hong Kong.

"China sejak wabah Wuhan yang asli hampir tidak melaporkan kematian. 
Itulah sebabnya kami melihat ke Hong Kong untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat kematian infeksi," ujar Murray.

Untuk perkiraannya, IHME juga menggunakan informasi tentang tingkat vaksinasi yang diberikan oleh pemerintah China

Selain itu, mereka juga menggunakan asumsi tentang bagaimana provinsi akan merespons ketika tingkat infeksi meningkat.

Pakar lainnya juga memperkirakan bahwa sekitar 60 persen populasi di China akan terinfeksi dan puncaknya bisa terjadi pada Januari mendatang. 
Kondisi akan sangat berbahaya bagi populasi rentan, seperti orang tua dan mereka yang memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya.

Kekhawatiran ini ditambah dengan banyaknya populasi rentan, penggunaan vaksin yang kurang efektif, hingga cakupan vaksinasi yang rendah.

Terutama pada kelompok usia 80 tahun ke atas, yang memang paling berisiko terkena penyakit parah. (*)

 

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment