Tim SAR pun mengandalkan semua teknologi yang dimiliki dengan bantuan dunia internasional.
Selain itu, kata Farhan, tim SAR juga turut dibantu paranormal untuk mendeteksi pesawat Adam Air.
Farhan masih ingat, kala itu banyak paranormal yang berdatangan ke Majene, baik dari Pulau Jawa maupun Manado.
Mereka ada yang datang secara sukarela, dan ada pula diboyong oleh keluarga korban.
Salah satu yang menarik, kata Farhan, adalah saat tim SAR bersama paranormal mencari jejak Adam Air di pegunungan Limboro, Sendana dan di pegunungan di Malunda, Majene.
Di dua tempat tersebut, pemerintah Majene menyembelih seekor sapi dan seekor kambing.
“Kedua binatang ini disembelih karena arahan paranormal,” kata Farhan, seorang jurnalis yang meliput peristiwa tersebut.
Malam hari setelah melakukan ritual, kata Farhan, terjadi keanehan. Salah seorang anggota tim SAR kerasukan makhluk halus.
Dalam keadaan tak sadar, dia berbicara kepada rekannya bahwa sesajen tersebut salah alamat.
Hal itu lantaran penyembelihan ternak itu bukan ditujukan langsung ke penjaga penghuni sekitar pegunungan, melainkan ke penunggu tempat lainnya yang bertetangga dengannya.
“Yang mengaku penghuni tempat itu minta juga dipotongkan seekor sapi,” katanya.
Namun, kata Farhan, permintaan itu tak dipenuhi oleh pemerintah Majene dan tim SAR.
Pesawat Adam Air Penerbangan 574 merupakan sebuah penerbangan domestik jurusan Jakarta-Surabaya-Manado.
Setelah transit di Bandara Juanda (SUB), Surabaya, pesawat lepas landas pukul 12.55 WIB menuju Bandara Sam Ratulangi (MDC), Manado. Pesawat tersebut direncanakan tiba pukul 16.14 WITA.