Pendiri korea utara ini percaya bahwa melakukan hubungan seksual dengan wanita muda bisa meningkatkan kekuatan hidup serta kemampuan seksualnya.
Menariknya, pasukan ini menargetkan gadis berusia sekitar 13 dan 14 tahun gadis dan harus mengikuti tes perawan terlebih dahulu.
Gadis-gadis ini pun diminta untuk menari, bernyanyi, menjadi pembantu rumah tangga dan melakukan apapun, termasuk memenuhi nafsu petinggi negaranya.
Lalu bagaimana cara merekrutnya? Kabarnya, unsur pemaksaan pun terjadi.
Berbagai sumber menyebut, para gadis itu diculik saat sedang sekolah dan orang tua si gadis itu pun tidak bisa menolak, sebab ada intimidasi dari pihak militer.
Jika nantinya para gadis ini sudah menginjak kepala dua, maka mereka akan pensiun.
Setelah pensiun, mereka akan dijadikan perempuan simpanan, selingkuhan atau bahkan sebagai perempuan penghibur. (*)