Sementara pasien yang tidak divaksinasi lebih sering melaporkan batuk, sesak napas, dan gejala seperti flu.
Hal senada juga dikatakan Dr Judith O'Donnell, kepala penyakit menular di Penn Presbyterian Medical Center.
Pasien yang tidak divaksin datang ke rumah sakit dengan gejala pneumonia dan sesak napas.
Sebenarnya, perbedaan terbesar antara orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi bukanlah pada jenis gejalanya, tetapi pada tingkat keparahan gejalanya.
Demikian dikatakan Dr Peter Chin-Hong, ahli spesialis penyakit menular di University of California, San Francisco.
Menurut Chin-Hong, orang yang telah divaksin dan divaksin booster mengalami gejala yang lebih ringan dibanding yang tidak divaksin.
Chin-Hong menambahkan, orang yang divaksinasi dan divaksin booster mengalami gejala Omicron untuk periode waktu yang lebih singkat.
"Kadang-kadang satu atau dua hari, bukan lima hari atau lebih seperti kasus pada orang yang tidak divaksinasi," ujarnya.
Dr Daniel Griffin, kepala penyakit menular di ProHEALTH di New York juga mengatakan, orang-orang yang telah divaksinasi sebelumnya akan mengalami gejala Omicron yang jauh lebih ringan.
"Di rumah sakit, saya telah melihat terutama orang-orang yang tidak divaksin mendapatkan penyakit yang lebih sistemik seperti pneumonia," katanya.