POPNEWS.ID - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berpotensi diikuti 3 pasangan calon.
Diketahui, Pilpres 2024 menganut sistem Presidential Threshold.
Artinya, calon presiden harus diusung partai politik atau gabungan partai politik yang memiliki kursi paling sedikit 20 persen di DPR RI atau 25 persen dari suara sah nasional pada Pemilu 2024 lalu.
Saat ini, ada 575 kursi di parlemen.
Dengan kata lain, capres harus mengantongi dukungan partai politik atau gabungan partai politik yang memiliki minimal 20 persen atau 115 kursi di DPR RI.
Sementara itu, 3 pasangan calon yang berpotensi bertarung di Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
Bagaimana peta dukungan partai politik terhadap 3 kandidat pengganti Jokowi, tersebut?
Anies Baswedan
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi capres pertama yang mengantongi tiket lantaran diusung 3 partai politik.
Anies diusung Nasdem, Partai Demokrat dan PKS.
3 partai ini menamakan diri sebagai Koalisi Perubahan.
Di Pemilu 2019, Nasdem mendapat 59 kursi dengan jumlah suara sah mencapai 12.661.792 (9,05%).
Sedangkan Partai Demokrat mendapat 54 kursi di DPR, dengan jumlah suara 10.876.057 (7,77%).
Sementara, PKS mendapat 50 kursi dengan jumlah suara 11.493.663 (8,21%).
Secara akumulatif, tiga partai ini memiliki total suara 25,03 persen.
Sementara, bila ditilik dari perolehan kursi di DPR hasil Pemilu 2019, Nasdem memperoleh 10,26 persen.
Kemudian Demokrat sejumlah 9,39 persen dan PKS sebanyak 8,70 persen.
Total perolehan kursi di DPR bagi tiga parpol ini yakni 28,35 persen.
Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo diusung partai pemenang Pemilu 2019 yakni PDI Perjuangan.
Tak seperti Anies Baswedan dan Prabowo Subianto yang harus mencari koalisi, Ganjar dipastikan bisa menjadi capres dengan hanya didukung PDIP.
Pasalnya, PDI Perjuangan menjadi satu-satunya partai politik yang punya tiket emas Pilpres 2024.
Perolehan kursi mereka di DPR RI lebih dari cukup untuk mencalonkan presiden.
PDIP memperoleh 27.503.961 suara atau 19,33 persen suara sah nasional.
Jumlah kursi PDIP di DPR RI mencapai 128 kursi atau lebih dari 20 persen total kursi.
Terbaru, PPP akhirya mengumumkan mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Sekadar informasi, PPP meraih 19 kursi di DPR RI.
Dengan demikian, Ganjar Pranowo mengantongi dukungan 147 kursi di DPR RI.
Namun, PPP dikabarkan akan mengajukan Sandiaga Uno sebagai pendamping Ganjar, sebagai syarat koalisi.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion atau IPO, Dedi Kurnia Syah menilai, PPP memiliki kedekatan dengan PDIP.
Sehingga memungkinkan jika partai berlambang Kakbah tersebut merapat ke PDIP untuk sama-sama mengusung Ganjar.
Menurutnya, adanya kedekatan relasi hingga riwayat PPP pernah mengusung Ganjar maju sebagai Gubernur Jawa Tengah, menguatkan jika PPP akan kembali mengusung Ganjar.
Dedi juga menilai PPP bisa menyodorkan nama calon wakil presiden jika berkoalisi dengan PDIP.
Yaitu dengan mengusung nama Sandiaga Uno sebagai cawapres untuk Ganjar.
Diketahui, Sandiaga Uno dikabarkan keluar dari Partai Gerindra untuk bergabung dengan PPP.
Prabowo Subianto
Gerindra jauh hari sudah membangun koalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa.
Keduanya membangun Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya
Saat ini, Gerindra memiliki 78 kursi, sementara PKB mempunyai 58 kursi di DPR. Jika dijumlahkan, Gerindra-PKB memiliki kursi DPR sebanyak 136.
Diketahui, jumlah anggota DPR RI periode 2019-2024 mencapai 575 orang. Dari jumlah itu, 20 persennya berarti sebanyak 115. Dengan demikian, Gerindra-PKB telah melewati ambang batas syarat pencalonan capres-cawapres atau presidential threshold karena telah memiliki 136 kursi.
Koalisi Indonesia Bersatu Bubar
Sementara, gabungan partai politik PPP, PAN dan Golkar sudah sejak awal membangun Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB.
Namun, KIB bisa dibilang otomatis bubar dengan bergabungnya PPP ke PDIP untuk mengusung Ganjar Pranowo.
Berdasarkan hasil Pemilu 2019, partai Golkar meraih 85 kursi, PAN meraih 44 kursi dan PPP meraih 19 kursi.
Sebelumnya, secara total, perolehan kursi DPR dari Koalisi Indonesia Bersatu tersebut sebanyak 148 kursi.
Namun, merapatnya PPP ke PDIP, membuat KIB kehilangan 19 kursi dan hanya menjadi 129 kursi.
Jumlah 129 kursi sejatinya membuat Golkar dan PAN masih bisa mengusung capres sendiri.
Pasalnya, syarat pencalonan Capres minimal memiliki 115 kursi di DPR RI.
Meski demikian, ada kemungkinan sisa partai di KIB bakal bergabung mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.
Prabowo Subianto menyebut ada kecocokan antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Hal itu diucapkannya pasca Presiden Joko Widodo bertemu dengan 5 Ketua Umum (Ketum) Parpol dua koalisi tersebut saat silaturahmi Ramadhan yang digelar Partai Amanat Nasional (PAN) hari ini.
“Tadi sebetulnya sudah disampaikan Pak Presiden kan sudah sangat jelas.
Kita tadi banyak membahas ke arahnya adalah komitmen kebangsaan dan bagaimana menjamin kelangsungan pembangunan, jadi itu yang kita bicarakan sebetulnya,” ucap Prabowo, Minggu, 2 April 2023.
Dia mengatakan, dalam komunikasi itu nyatanya terjadi kesepakatan bersama.
Kelima Ketum Parpol merasa sudah masuk dalam satu tim yang sama.
Selain Prabowo, Ketum Parpol yang hadir adalah Ketum Golkar, Airlangga Hartarto, Ketum PKB, Muhaimin Iskandar, Ketum PPP Muhamad Mardiono dan Ketum PAN Zulkifli Hasan.
“Ada. Ternyata ada (kesepakatan). Jadi kita merasa ada frekuensi yang sama ya, ada kecocokan dan kalau dilihat, pimpinan partai kita sudah masuk, Pak Cak Imin ya, kita sudah masuk timnya Pak Jokowi sebetulhya sekarang. Ya kan?,” ujar dia.
Lebih lanjut Prabowo mengatakan, upaya koalisi antara KIB dan KIR masih butuh proses panjang.
Pun soal pembahasan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres)-nya. (*)