POPNEWS.ID - Indonesia targetkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2022 sebesar 5 persen.
Target itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto Selasa (8/2/2022).
Menteri Airlangga juga nyatakan bahwa pemerintah yakin target itu akan tercapai antara lain dengan koordinasi dan sinergi seluruh stakeholder dalam menerapkan strategi pemulihan ekonomi.
“Pemerintah meyakini bahwa koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholders dalam menerapkan strategi pemulihan ekonomi akan membuat ekonomi tumbuh di kisaran 4,0 persen-5,0 persen (yoy) di kuartal I-2022. Hal itu akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen (yoy) di akhir 2022 mendatang,” kata Airlangga di Jakarta,.
Di tahun 2021 lalu, Indonesia catatkan ekonomi nasional yang bertumbuh 3,69 persen (yoy). Dasarnya adalah hasil upaya pengendalian pandemi Covid-19 oleh pemerintah bersama seluruh stakeholders dan masyarakat Indonesia.
Melanjutkan pencapaian ekonomi tahun 2021, PDB per kapita Indonesia meningkat menjadi Rp62,2 juta setara USD 4.349,5. Jumlah itu lebih tinggi dari PDB per kapita sebelum pandemi yang sebesar Rp59,3 juta pada tahun 2019.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia itu membawa negara ini dalam klasifikasi negara berpenghasilan menengah atas (upper middle-income country).
Pencapaian itu dianggap dasar untuk dorong pemulihan ekonomi dan reformasi struktural sehingga membuat Indonesia keluar dari jebakan kelas menengah (middle-income trap).
Pulau Jawa mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif 3,66 persen (yoy).
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh wilayah Maluku dan Papua sebesar 10,09 (yoy).
Pertumbuhan ekonomi Papua dan Maluku itu ditopang tingginya pertumbuhan sektor pertambangan dan imbas kenaikan harga komoditas sepanjang 2021.
Wilayah Indonesia lainnya yang ekonominya tumbuh positif adalah Bali dan Nusa Tenggara. Dua wilayah ini tumbuh positif 0,07 persen (yoy).
Wilayah ini dinilai pemerintah bergantung pada sektor pariwisata yang kinerjanya alami penurunan sejak pandemi Covid-19.
Sepanjang 2021, PMTB (investasi) tumbuh sebesar 3,80 persen (yoy). Pertumbuhan ini jadi sumber pertumbuhan tertinggi dari sisi pengeluaran.
Sedangkan industri pengolahan yang menjadi sumber pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi, berhasil tumbuh sebesar 3,39 persen (yoy).
Perbaikan ekonomi Indonesia telah terlihat dari pertumbuhan positif sejak kuartal II hingga kuartal IV 2021, meskipun sedikit mengalami koreksi di kuartal III karena kemunculan varian Delta.
“Setelah terkendalinya varian Delta dan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat, ekonomi Indonesia berhasil melanjutkan pertumbuhan positif di kuartal IV-2021 sebesar 5,02 persen (yoy),” kata Menteri Airlangga.
Dari sisi pengeluaran, seluruh komponen kembali bertumbuh positif. Perdagangan internasional pun terus mencatatkan kinerja impresif, didukung pulihnya permintaan global dan meningkatnya harga komoditas.
Pada kuartal IV-2021, kinerja ekspor meningkat sebesar 29,83 persen (yoy), sementara impor tumbuh sebesar 29,60 persen (yoy).
Sisi produksi juga alami pertumbuhan positif. Lima sektor kontributor utama yang alami pertumbuhan positif adalah industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
Sektor transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makanan-minuman rebound dengan pertumbuhan positif di kuartal IV-2021.
Pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 meningkatkan keyakinan pasar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. Hal itu tercermin dari penguatan IHSG yang telah melampaui indeks psikologis 6.800.
"Kami meyakini momentum pemulihan ekonomi akan terus berlanjut di 2022. Peningkatan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia ke level 53,7 di Januari 2022 juga menjadi sinyal positif terhadap prospek ekonomi Indonesia di tahun ini,” kata Menko Airlangga.
Pemerintah tetap melanjutkan Program PEN dengan alokasi anggaran sebesar Rp455,6 triliun, dan akan dilakukan front-loading pada kuartal I 2022. (Redaksi)